Wang Yi Desak Uni Eropa 'Klarifikasi' Posisinya terkait Kemitraan dengan China

Direktur Urusan Luar Negeri Komite Pusat Partai Komunis China, Wang Yi di Jakarta, Kamis (13/7). Courtesy : Kemlu RI.

Direktur Kantor Komisi Sentral untuk Urusan Luar Negeri China, Wang Yi, mendesak Uni Eropa untuk "mengklarifikasi" lebih lanjut posisinya tentang kemitraan strategisnya dengan Beijing. Hal tersebut diutarakan Wang Yi kepada Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell di tengah seruan para pemimpin Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan kepada China.

Kemitraan strategis komprehensif antara Uni Eropa dan China diluncurkan pada 2003. Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan hubungan di luar sektor perdagangan dan investasi. Namun, sejak 2019, Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara, menyebut China sebagai "pesaing ekonomi" dan "saingan sistemik.” Kedekatan Beijing dengan Moskow setelah invasi Ukraina semakin mengundang pihak Uni Eropa untuk berhati-hati.

China dan Uni Eropa harus memperkuat komunikasi, meningkatkan rasa saling percaya, dan memperdalam kerja sama, dan blok tersebut tidak boleh "goyah", apalagi mendorong kemunduran baik dalam kata-kata maupun tindakan, kata Wang kepada Borrell pada Jumat (14/7) di sela-sela pertemuan ASEAN di Jakarta.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi (kiri) bertukar dokumen dengan sejawatnya dari Spanyol Josep Borrell selama penandatanganan perjanjian antara kedua negara di Istana Moncloa di Madrid pada 28 November 2018. (Foto: AFP/JAVIER SORIANO)

Bulan lalu, para pemimpin Uni Eropa berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan blok tersebut pada China dan memperdebatkan bagaimana mencapai keseimbangan antara "mengurangi risiko" dan bekerja sama di bidang-bidang seperti perubahan iklim. Pada Maret, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan penegasan posisi China mengharuskan Eropa untuk "mengurangi risiko", baik secara ekonomi maupun diplomatik.

Komisi juga mendesak anggota Uni Eropa untuk menyetujui kontrol yang lebih kuat pada ekspor dan arus keluar teknologi untuk penggunaan militer oleh "negara-negara yang menjadi perhatian".

Wang, selama pertemuannya dengan Borrell, meminta kedua belah pihak untuk waspada terhadap politisasi masalah ekonomi dan penggunaan "derisking" (mengurangi risiko) sebagai istilah lain untuk "decoupling," menurut sebuah laporan oleh kantor berita milik China, Xinhua, pada Sabtu (15/7).

BACA JUGA: Duta Besar Uni Eropa Sesalkan Kurangnya Kemajuan dalam Pembicaraan Perdagangan dengan China

Tidak ada konflik kepentingan mendasar antara China dan Uni Eropa, kata Xinhua mengutip Wang.

Di Ukraina, Wang juga mengatakan China mendukung arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan, dan akan terus mempromosikan pembicaraan untuk perdamaian dan memainkan peran konstruktif dalam mencari penyelesaian politik atas krisis tersebut. [ah/ft]