Wakil Presiden Argentina, Cristina Fernández, Jumat (2/9) untuk pertama kalinya muncul di hadapan publik setelah mengalami percobaan pembunuhan pada malam sebelumnya.
Fernández disambut sorak-sorai pendukungnya ketika ia keluar dari kediamannya.
Ribuan lainnya berkumpul di alun-alun Plaza de Mayo, di mana para pemimpin serikat pekerja, politisi, pembela hak asasi manusia, dan tokoh budaya memimpin aksi besar-besaran.
"Tidak seorang pun yang membela republik ini bisa tetap diam atau menempatkan perbedaan ideologis mereka pada penolakan bulat yang disebabkan oleh tindakan percobaan pembunuhan ini," kata Ketua Persatuan Aktor Argentina Alejandra Darín.
Kamis malam, Fernández turun dari mobil di luar gedung apartemennya dan menyapa kerumunan simpatisan, ketika seorang laki-laki menerobos maju,mengarahkan pistol hanya beberapa sentimeter dari wajah Fernandez dan menarik pelatuknya dengan bunyi klik yang terdengar jelas.
BACA JUGA: Wapres Argentina Lolos dari Upaya PembunuhanSatu-satunya alasan mengapa upaya pembunuhan itu gagal adalah karena pistolnya macet, kata Presiden Alberto Fernández, yang tidak punya hubungan kekeluargaan dengan wakil presidennya. Presiden Argentina Kamis malam dalam siaran nasional juga menyatakan Jumat, sebagai hari libur nasional terkait insiden tersebut.
Sekutu-sekutu Cristina Fernández, yang juga pernah menjadi Presiden Argentina dari 2007-2015, menyerukan pawai untuk menyatakan dukungannya dan menolak insiden tersebut.
Upaya pembunuhan itu telah mengguncang Argentina, negara dengan sejarah kekerasan politik.
"Peluru itu adalah perwujudan dari ujaran kebencian," kata Andres Casaola, seorang pendukung Fernandez.
Seorang pejabat Kementerian Keamanan Argentina mengatakan kepada The Associated Press bahwa Fernando André Sabag Montiel, tersangka pelaku serangan hari Kamis (1/9), adalah seorang pedagang kaki lima berusia 35 tahun yang telah tinggal di Argentina sejak 1998.
Montiel tidak memiliki catatan kriminal. [my/ah]