Wakil Presiden Amerika Mike Pence berangkat hari Minggu (13/8) ke Amerika Latin dalam perlawatan selama seminggu untuk bertemu dengan para pemimpin Kolombia, Argentina, Chili dan Panama.
Pence secara tidak langsung telah menjadi “duta besar keliling” Amerika sementara pemerintahan Trump telah membiarkan banyak jabatan tinggi diplomatic lowong. Sejak April, Pence telah berkunjung ke Korea Selatan, Jepang, Indonesia dan Australia, menghadiri pertemuan keamanan di Munchen dan Brussel dan berkunjung ke Estonia, Georgia dan Montenegro.
Lawatan Pence ke Amerika Latin diadakan saat kepercaan para pemimpin negara-negara Amerika Selatan dan Tengah kepada kebijakan AS mungkin agak berkurang setelah pernyataan Presiden Donald Trump baru-baru ini bahwa ia tidak menutup kemungkinan “alternatif militer” bagi krisis politik di Venezuela.
Persinggahan pertamanya hari Minggu adalah bertemu dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos.
Kementerian luar negeri Kolombia mengeluarkan pernyataan tidak lama setelah “peringataan “alternatif militer” Trump. Kementerian itu menyatakan pihaknya mengutuk “setiap tindakan militer dan penggunaan paksaan” dan bahwa usaha menyelesaikan kemacetan demokrasi Venezuela hendaknya dengan damai dan menghormati kedaulatannya.
Pence dengan tidak meragukan lagi akan berbicara dengan Santos mengenai pernyataan Trump. Ia juga kemungkinan akan membicarakan pelaksanaan persetujuan perdamaian kontroversial Kolombia dengan kelompok pemberontak FARC dan usaha negara itu untuk mengurangi produksi coca untuk narkoba kokain.
Di Chili, Pence akan menghadapi pertanyaan mengenai mundurnya Amerika secara mendadak dari perjanjian perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik. Dutabesar Chili di Amerika, Juan Gabriel Valdes mengatakan kepada VOA, “dengan atau tanpa Amerika, kami akan terus berusaha di Asia-Pasifik untuk mencapai persetujuan yang menghasilkan peraturan yang jelas bagi setiap negara,” kata Valdes.
Mitra dagang Amerika Panama, dimana terusan Panama terletak, telah membuka hubungan diplomatik dengan China bulan Juni. Pence memulai kunjungan saat peran China dalam perdagangan sedang meningkat di kawasan itu. (gp)