Waralaba Belanda “C&A” akan Dibeli Investor China

Salah satu gerai waralaba C&A di kota Sneek, Belanda (foto: ilustrasi).

Media Jerman hari Minggu (14/1) melaporkan keluarga miliarder yang memiliki jaringan waralaba pakaian Belanda “C&A” akan menjual jaringan waralaba itu kepada investor-investor China. Kesepakatan itu hampir selesai, demikian tulis mingguan Der Spiegel mengutip “sumber-sumber dari dalam perusahaan itu.”

“C&A” yang didirikan di Belanda tahun 1841 oleh keluarga Jerman-Belanda Brenninkmeijer memiliki lebih dari 1.500 toko di seluruh Eropa dan mempekerjakan sekitar 35 ribu orang.

Jaringan waralaba yang memusatkan pada pakaian yang harganya terjangkau bagi laki-laki, perempuan dan anak-anak itu juga memiliki toko di China, Meksiko, dan Brazil.

Keluarga Brenninkmeijer yang sangat tertutup itu memiliki “C&A” lewat perusahaan Cofra Holding yang berkantor di Swiss. “C&A” menolak mengukuhkan atau menolak informasi penjualan perusahan itu ketika dikontak Der Spiegel.

Dalam pernyataan tertulisnya, perusahaan yang memayungi waralaba itu – The Cofra – mengatakan “C&A” sedang berupaya mengembangkan kesempatan di seluruh kawasan.

“Restrukturisasi C&A yang terus berlangsung ini juga mencakup eksplorasi berbagai cara untuk mengikuti pertumbuhan pasar yang ada, seperti di China, dan di era digital; dan bisa berpotensi menjalin kerjasama dan dengan keikutsertaan eksternal lain,” kata pernyataan itu.

Menurut Der Spiegel, “C&A” yang diyakini bernilai sekitar 20 miliar euro membuat keluarga Brenninkmeijer sebagai salah satu usaha keluarga terkaya dan paling tertutup di Eropa.

Perusahaan ini juga besar karena terdiri dari sekitar seribu anggota keluarga yang saham-sahamnya di dalam “C&A” digabungkan ke perusahaan Cofra Holding yang berkantor di Zug, sebuah kota di Swiss; tambah Der Spiegel. [em/al]