Orang-orang di Afghanistan barat menggali puing-puing dengan tangan kosong dan sekop pada Minggu (8/10) dalam upaya putus asa untuk menarik korban dari reruntuhan akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan sedikitnya 2.000 orang.
Seluruh desa rata dengan tanah, mayat-mayat terjebak di bawah reruntuhan rumah-rumah dan penduduk setempat menunggu bantuan, bahkan tanpa sekop mereka mengeluarkan para korban.
Hidup maupun mati, para korban yang terjebak di bawah reruntuhan, wajah mereka kelabu karena debu. Seorang juru bicara pemerintah mengatakan pada hari Minggu, ratusan orang masih terjebak, lebih dari 1.000 orang terluka dan lebih dari 1.300 rumah hancur.
"Kebanyakan orang terkejut... beberapa bahkan tidak dapat berbicara. Namun ada juga yang tidak berhenti menangis dan berteriak," jurufoto Omid Haqjoo, yang mengunjungi empat desa pada hari Minggu mengatakan kepada kantor berita Associated Press melalui telepon dari Herat, kota terbesar keempat di Afghanistan.
Gempa bumi berkekuatan 6,3 magnitudo yang terjadi pada hari Sabtu menghantam daerah yang berpenduduk padat dekat Herat. Kemudian diikuti dengan gempa susulan yang kuat.
Seorang juru bicara pemerintah Taliban pada hari Minggu memberikan jumlah korban jiwa, yang jika sudah pasti, akan menjadi salah satu gempa bumi paling mematikan yang melanda negara itu dalam 20 tahun. [ps/jm]