Para demonstran kembali berpawai di kota terbesar kedua di Australia pada hari Rabu. Mereka memprotes peraturan wajib vaksinasi COVID-19 di industri konstruksi.
Polisi mengatakan 44 orang ditangkap di antara ratusan pengunjuk rasa pada hari Selasa.
Protes yang berlangsung selama dua hari belakangan ini ditujukan pada mandat pemerintah negara bagian Victoria yang mewajibkan pekerja konstruksi untuk mendapat vaksinasi COVID-19.
PM Australia Scott Morrison mengatakan kepada para wartawan di Washington DC bahwa kegiatan di Melbourne itu “sangat memprihatinkan.”
BACA JUGA: Warga Melbourne Protes Mandat VaksinMorrison mengatakan, “Saya dapat memahami bahwa orang-orang akan khawatir mengenai penutupan industri konstruksi. Ini adalah pekerjaan yang penting dan mereka akan kembali bekerja. Kita akan melewati ini. Tetapi kegiatan protes dan apa yang kami lihat di sana, menurut saya, sangat menyedihkan, dan itu bukanlah tanggapan yang tepat dalam upaya menghadapi wabah seperti ini.”
Pawai unjuk rasa berlangsung dua hari setelah polisi antihuru-hara didatangkan untuk membubarkan sekitar 500 demonstran yang mendobrak pintu-pintu kantor Serikat Pekerja Konstruksi, Kehutanan, Maritim, Pertambangan dan Energi, yang mewakili para pekerja konstruksi.
Pada Senin malam, Victoria mengumumkan bahwa industri konstruksi akan ditutup mulai Selasa (21/9) selama dua pekan di kota metropolitan Melbourne dan beberapa daerah regional.
Para pejabat mengatakan semua tempat kerja perlu menunjukkan kepatuhan pada pedoman kesehatan sebelum tempat itu dibuka kembali. Ini antara lain mencakup staf yang mendapatkan sedikitnya satu dosis vaksin COVID-19 sebelum mereka kembali bekerja pada 5 Oktober. [uh/lt]