Sejak Oktober 2023, warga Dusun Tamanjeka di Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mulai mengembangkan budi daya lebah madu trigona. Kegiatan tersebut juga menarik minat mantan narapidana terorisme (napiter) yang ingin memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Madu trigona ini ternyata kualitasnya lebih bagus daripada madu-madu biasa itu, harganya pun lebih mahal makanya kita tertarik disitu,” cerita Imran. Ia merupakan mantan napiter yang bebas dari penjara pada 2016 usai menjalani masa hukuman atas keterlibatannya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Ditemui di Dusun Tamanjeka baru-baru ini, laki-laki berusia 35 tahun itu kini telah memiliki lebih dari 12 kotak sarang lebah.
Trigona adalah salah satu genus lebah tanpa sengat. Memiliki nama ilmiah Apis Trigona, lebah ini dikenal dengan berbagai macam nama dia ntaranya kelulut, klancing, klanceng, dan gala-gala. Lebah ini memiliki bentuk fisik yang kecil bila dibandingkan dengan lebah lain.
Imran mengatakan lebah trigona banyak dijumpai di hutan dan kebun-kebun di sekitar dusun itu, tetapi selama ini dia tidak mengetahui bila lebah itu dapat di budidayakan. Ia baru mengetahui hal itu setelah mendapat pelatihan budidaya lebah madu Trigona dari Habibie Center pada Oktober 2023 lalu.
Lebah Madu Trigona
Budidaya lebah trigona di Dusun Tamanjeka dilakukan dengan menggunakan kotak sarang lebah yang terbuat dari papan yang ditempatkan menempel dengan dinding rumah warga. Setiap kotak dapat menghasilkan hingga 500 mililiter madu. Kotak sarang lebah dibuat dengan ukuran lebar 18 x 18 centimeter dan tinggi 15 centimeter.
Karisma (29), seorang perempuan, warga Dusun Tamanjeka yang juga turut membudidayakan lebah trigona mengatakan madu trigona dalam kemasan botol berukuran 350 mililiter dijual seharga Rp150 ribu.
“Saya sudah pernah jual. Alhamdulillah laris, banyak yang minat terutama orang-orang yang lagi masa pemulihan, yang keluarganya lagi –dirawat- di rumah sakit, itu yang banyak beli,” cerita Karisma.
BACA JUGA: Memberdayakan Mantan Teroris: Dari Bisnis Telur Puyuh Hingga Deradikalisasi NapiterKepala Dusun Tamanjeka, Muhammad Sambara, mengungkapkan budi daya lebah trigona baru dilakukan dalam skala kecil oleh tujuh warga di dusun itu, tiga di antaranya adalah mantan narapidana terorisme. Koloni lebah bisa didapatkan di hutan yang kemudian dipindahkan ke kotak yang dipersiapkan sebagai sarang baru.
“Nyatanya yang semangat itu yang mantan-mantan napiter ini yang sangat bersemangat dan mereka sering tukar pendapat dengan saya, dan mereka berusaha cari di hutan. Alhamdulillah dapat,” kata Muhammad Sambara yang berharap budi daya lebah trigona akan semakin diikuti oleh warga dusun lainnya agar ke depan dusun itu dapat dikenal sebagai kampung madu.
Dusun Tamanjeka yang berada di kaki Gunung Biru, pernah menjadi lokasi geliat dan persembunyian kelompok teroris MIT, yang menjadikan hutan pegunungan di sekitar dusun itu sebagai basis pergerakan kelompok itu. Kelompok teroris tersebut kemudian ditumpas melalui serangkaian operasi keamanan yang digelar dari 2012 hingga 2022. Orang terakhir dari kelompok itu tewas ditembak mati oleh Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya pada 29 September 2022.
“Situasi sekarang alhamdulillah sangat kondusif sekali, tidak ada lagi keraguan dari masyarakat, aktivitas –ekonomi- masyarakat itu sangat meningkat sekali, mereka sudah yakin tidak ada lagi yang ditakuti,” kata Muhammad Sambara.
Ubah Citra Tamanjeka Menjadi Kampung Madu
Peneliti The Habibie Center (THC) Johari Efendi mengatakan saat mengunjungi dusun itu pada 2022, ia menemukan keberadaan lebah yang dalam bahasa setempat disebut merang. Lebah tersebut cukup banyak dan sering kali dianggap sebagai hama yang menganggu, padahal di daerah lainnya – seperti di Jawa – lebah itu dibudidayakan untuk mendapatkan madu yang bernilai ekonomi tinggi.
“Ini perlu dikembangkan dan bisa menjadi satu upaya agar image Tamanjeka yang dulunya kampung teroris menjadi kampung madu. Nah pada 4 Oktober 2023 secara langsung kita lakukan training,” kata Johari Efendi dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/2).
Ia menjelaskan budi daya lebah madu trigona berpotensi besar untuk dikembangkan di Dusun Tamanjeka karena dikelilingi hutan lebat dan kebun-kebun yang membuat lebah tersebut mudah mendapatkan makanan. Selain itu, masyarakat tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari di kebun sambil menunggu panen setiap tiga bulan. Budi daya lebah madu tersebut, menurut Johari, dapat membantu upaya pemberdayaan mantan narapidana terorisme mendapatkan sumber penghasilan tambahan.
Your browser doesn’t support HTML5
“Salah satu kendala yang dihadapi oleh teman-teman eks narapidana teroris di Poso itu adalah mereka banyak bekerja di sektor informal, jadi pedagang, jadi petani. Nah memelihara lebah ini aktivitas itu masih bisa berjalan tapi mereka juga punya istilahnya mesin uang yang lain,” jelas Johari.
Ia berpendapat, budi daya lebah madu trigona itu dapat memberikan kesibukan bagi mantan napiter sehingga mereka tidak akan lagi mudah terpengaruh dengan paham-paham kekerasan, melainkan lebih fokus untuk semakin memperbanyak kotak sarang lebah guna memperbesar produksi madu. [yl/em]