Pihak berwenang mengevakuasi desa-desa yang menurut para pejabat telah dikuasa oleh kelompok separatis bersenjata setelah serangkaian penembakan dekat tambang tembaga Grasberg yang dioperasikan oleh Freeport McMoRan Inc, di Timur Provinsi Papua, Reuters melaporkan Jumat (17/11).
Kelompok bersenjata menduduki Desa Banti dan Desa Kimbely, dekat Kota Tembagapura dan telah menghalangi 1.300 penduduk desa untuk meninggalkan kawasan, hingga mengakibatkan kekurangan makanan, menurut sejumlah laporan polisi.
Pimpinan kepolisian dan militer telah mendesak para anggota kelompok bersenjata untuk menyerah, namun mereka juga memperingatkan bahwa mereka akan melakukan tindakan keras, bila upaya persuasif mereka gagal.
Para warga desa telah dievakuasi ke sebuah gelanggang olah raga di Tembagapura, menurut seorang sumber di Freeport.
Wakil Bupati Mimika, Yohanes Bassang, meminta para keluarga di Timika untuk menampung kerabat-kerabat mereka dari desa-desa “untuk menghindari masalah lebih lanjut.”
Bassang mengatakan banyak warga desa berasal dari Pulau Sulawesi dan datang ke Papua untuk mendulang emas.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-OPM), kelompok separatis yang memiliki hubungan dengan Gerakan Papua Merdeka, telah menyatakan bertanggung jawab atas insiden-insiden penembakan dan menyatakan perang kepada militer, polisi dan Freeport. Namun kelompok ini menyangkal telah menyandera warga desa.
Menurut kesaksian beberapa warga yang diwawancarai oleh Reuters, petugas kepolisian dan tentara menghalangi mereka untuk menerima pasokan makanan dari Tembagapura, di mana bantuan makanan dikirimkan melalui kargo.
“Situasi di sini telah memanas,” kata seorang warga mengatakan, merujuk pada rangkaian penembakan, kekhawatiran mengenai pasokan makanan dan keselamatan. [fw/as]