24 Diaspora Indonesia Meninggal Karena Covid-19, Terbanyak di AS

  • Fathiyah Wardah

Suasana di ruang ICU sebuah Rumah Sakit di kawasan Elmhurst, Queens, New York. (Foto: dok).

Kementerian Luar Negeri menyatakan 24 warga negara Indonesia di luar negeri meninggal karena terinfeksi virus corona atau Covid-19. Dari jumlah tersebut, korban terbanyak di Amerika Serikat, yakni sembilan orang.

Dalam jumpa pers virtual yang digelar dari kantornya di Jakarta, Rabu (22/4), Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menjelaskan hingga Rabu (22/4) ada 24 warga negara Indonesia di luar negeri meninggal karena terinfeksi virus corona atau covid-19. Dari jumlah tersebut, korban terbanyak di Amerika Serikat, yakni sembilan orang.

"Jumlah warga negara kita yang meninggal di luar negeri yang tercatat di data kami ada di 29 negara. Jumlah terbesar itu, korban meninggal karena Covid-19 ada di Amerika Serikat, sembilan orang. Di mana delapannya dari Negara Bagian New York," kata Judha.

BACA JUGA: Kemlu: 470 WNI di Luar Negeri Terjangkit Corona

Warga negara Indonesia lainnya yang meninggal di luar negeri karena terjangkit Covid-19 adalah di Arab Saudi (2 orang), Belanda (3 rang), Inggris (2 orang), Malaysia (2 orang), Singapura (2 orang), Turki (1 orang), dan di kapal pesiar (3 orang). Secara keseluruhan ada 536 warga Indonesia di luar negeri positif mengidap Covid-19.

Judha menambahkan sampai sekarang tercatat 20.041 warga Indonesia menjadi anak buah kapal yang bekerja di 158 kapal pesiar, kargo, dan kapal ikan yang berpotensi terdampak Covid-19. Dia mengatakan hingga saat ini terdapat 11.012 ribu ABK yang difasilitasi untuk pulang ke tanah air sejak Februari lalu.

717 WNI Anggota Jamaah Tabligh Dikarantina di India

Mengenai anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia, menurut Judha, hingga saat ini terdapat 717 anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia di India. Mereka tinggal di lokasi-kokasi karantina yang ditetapkan oleh pemerintah India. Karena itu, makan dan minum mereka dijamin oleh pemerintah India.

Meski begitu, lanjut Judha, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota New Delhi dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Mumbai juga memberikan bantuan logistik non-makanan seperti masker dan cairan pembersih tangan.

BACA JUGA: Perebakan Covid-19 di AS Meluas, KJRI New York dan KBRI Washington DC Bagikan Bantuan

Sebanyak 216 dari 717 anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia itu terlibat perkara hukum di India. Dari jumlah tersebut, 89 orang ditahan. Sejumlah tuduhan yang dikenakan terhadap anggota Jamaah Tabligh dari Indonesia adalah kelalaian yang menyebabkan penyebaran penyakit virus corona Covid-19, tidak mematuhi aturan terkait epidemi Covid-19, pelanggaran visa, dan menolak mengikuti aturan di India terkait penanganan bencana.

Judha menambahkan KBRI New Delhi dan KJRI Mumbai telah meminta akses kekonsuleran kepada pemerintah India dan menyediakan pengacara untuk memberikan pendampingan hukum bagi anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia terbelit masalah hukum.

BACA JUGA: Menlu: Pemerintah Berencana Pulangkan Anggota Jamaah Tabligh dari India

Dia mengatakan sampai sekarang jumlah anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia yang tercatat adalah 1.130 orang yang tersebar di 13 negara, termasuk 135 orang di Pakistan dan 162 orang di Bangladesh.

WNI Mudik ke Tanah Air Diperkirakan Berkurang

Soal larangan mudik, menurut pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, pihaknya memperkirakan jumlah warga Indonesia yang kembali ke tanah air mudik akan jauh berkurang. Dia menyebutkan pemudik paling banyak biasanya berasal dari Malaysia karena negara ini dekat dengan Indonesia.

Namun sejalan dengan diberlakukannya larang perjalanan bagi siapa saja tinggal di Malaysia atau Movement Control Order (MCO), lanjutnya, bisa membuat jumlah pemudik dari luar negeri tahun ini anjlok.

BACA JUGA: Menlu: 47 Ribu WNI Sudah Pulang Sejak Malaysia Terapkan MCO

"Pemerintah Indonesia sangat aktif membagikan paket-paket sembako. Tentunya diharapkan menyebabkan masyarakat kita tetap bisa tinggal di sana dan tidak memutuskan untuk kembali ke tanah air," ujar Faizasyah.

Sampai Selasa (21/4) , telah dibagikan sebanyak 113.385 paket bantuan. Jika ditambahkan paket bantuan yang dibagikan oleh ormas atau masyarakat sebanyak 58.479 paket, maka hingga 21 April, total bantuan yang sudah diberikan kepada masyarakat Indonesia yang terdampak oleh MCO adalah 171.864 paket bantuan. Paket bantuan ini diharapkan memenuhi kebutuhan mendasar hingga dua pekan ke depan.

Menurut Faizasyah, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya juga telah berdialog dengan warga Indonesia di negara itu. Dia mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tinggal dan tidak pulang ke Indonesia untuk mudik. [fw/em]