Warga Pendatang Jadi Rebutan Calon Anggota DPR AS

Poster-poster kampanye politik di California.

Jumlah warga pendatang yang besar membuat calon anggota DPR AS berlomba-lomba mendapatkan suara mereka dalam Pemilu Sela.

Para relawan di California dan di negara-negara bagian pantai barat Amerika mendaftar pemilih Hispanik (keturunan Amerika Latin) menjelang Pemilu Sela 2 November. Baik partai Demokrat maupun Republik berusaha memikat pemilih yang baru mendaftar ikut Pemilu ini.

Di Orange Country, California, anggota Kongres dari Partai Demokrat, Loretta Sanchez, menggalang dukungan warga Hispanik sambil merangkul kelompok-kelompok etnik lainnya. Kebanyakan warga Hispanik di California adalah pendukung Partai Demokrat, dan Sanchez adalah anak imigran asal Meksiko. Namun ada kekhawatiran warga Hispanik mungkin tidak tertarik ikut Pemilu. Karena itu Sanchez perlu mantan Presiden Bill Clinton dalam kampanye baru-baru ini.

“Pada akhirnya, jawabannya semua masalah adalah Loretta Sanchez. Beri tahu semua orang, maka ia akan menang. Terima kasih, dan Tuhan memberkati,” seru Bill Clinton.

Anggota DPR tujuh periode ini bersaing ketat dengan imigran asal Vietnam, Van Tran yang mengusung bendera Partai Republik. Tran didukung sejumlah tokoh Partai Republik, termasuk mantan Gubernur Alaska dan mantan Cawapres, Sarah Palin.

“Dan kita akan kembali berjaya,” kata Sarah Palin

Tran lahir di Vietnam dan mendapat dukungan luas dari imigran Vietnam, seperti siswi SMA bernama Vivien Le ini.

“Karena menurut saya ia (Tran) bagus. Ia orang baik. Loretta Sanchez sudah menjabat 14 tahun, sudah saatnya mundur, dan digantikan Tran. Kami ingin perubahan,” ungkap Le.

Loretta Sanchez dalam sebuah kampanye baru-baru ini.



Orange Country dihuni banyak warga Amerika Latin, dan juga merupakan tempat konsentrasi warga keturunan Vietnam terbesar di Amerika Serikat. Partai Republik berharap bisa menangguk dukungan dari kedua kelompok ini.

“Saya punya lebih banyak kesamaan dengan generasi pertama pendatang Hispanik dibandingkan dengan pesaing saya. Saya mengerti kesulitan yang mereka hadapi dalam proses asimilasi, perbedaan budaya dan bahasa, serta segala masalah yang dihadapi keluarga pendatang yang ingin membaur dan berbakti pada negara baru mereka ini,” jelas Van Tran.

Menurut Sanchez ia bisa diterima pemilih lintas etnis karena reputasinya selama ini.

“Masalah yang dihadapi warga Amerika keturunan Vietnam di sini sama dengan warga lainnya. Bisnisnya berskala kecil, tak ada layanan kesehatan, dan karena daya beli masyarakat menurun, banyak warga keturunan Vietnam harus menutup usahanya. Jadi saya sebutkan, ada 16 undang-undang tentang usaha kecil yang sudah kita loloskan.”

Tran menuduh Sanchez menggunakan isu ras untuk meraup dukungan pemilih Hispanik. Bulan lalu, dalam salah satu stasiun televisi berbahasa Spanyol, Sanchez mengatakan bahwa Partai Republik dan warga keturunan Vietnam mencoba merebut kursinya, dan ia mendakwa lawan politiknya anti imigran dan anti Hispanik. Tetapi ia kemudian meminta maaf atas pernyataannya ini. Kampanye negatif juga digunakan Van Tran dalam pemilu sela yang akhirnya dimenangkan oleh Sanchez ini.

Kedua partai politik mengatakan, pada saat pemilih merasa frustasi seperti sekarang, mereka harus giat menggalang dukungan supaya menang.