Warga Sekitar Secapa AD Akan Dites dan Dikarantina

  • Rio Tuasikal

Petugas menyemprotkan disinfektan di komplek Secapa TNI AD, Bandung, Rabu (8/7). (Sumber: Secapa AD)

Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung akan memeriksa dan memberlakukan pembatasan terhadap masyarakat sekitar Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD yang melaporkan 1200-an kasus positif. Hal ini untuk mencegah meluasnya perebakan seperti yang terjadi sebelumnya di Sukabumi.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan pemeriksaan terhadap warga sekitar komplek Secapa AD bersifat wajib. Dia meminta Walikota bandung Oded M. Danial segera menggelar tes masif. "Pengetesan lingkungan sekitar itu wajib, bukan pilihan, jadi nggak boleh nolak,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Walikota Bandung, Jumat (10/7).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (courtesy: Humas Jabar).

Sosok yang akrab disapa Emil itu berkaca pada kasus April lalu, di mana 8 orang positif di sebuah lembaga pendidikan institusi negara, dan menyebar ke masyarakat sekitar. "Karena di Sukabumi dulu pelajarannya, bocor juga ke wilayah sekitarnya, sehingga itu (pemeriksaan) akan dilakukan pak walikota secepatnya,” tandasnya.

Karena itu, Emil pun meminta kawasan Hergarmanah, Cidadap, Bandung, memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro selama 2 pekan. “Jalan-jalan masuk akan ditutup, nanti yang boleh masuk hanya penghuni. Kegiatan tersier dan sekunder itu selama 14 hari saya minta ditutup dulu untuk memastikan tidak ada kebocoran,” imbuh Emil.

BACA JUGA: Pemprov Jabar 'Irit Bicara' Soal Kluster Secapa AD

Pemprov dan Pemkot Bagi Tugas dengan TNI AD

Penanggulangan COVID-19 di dalam komplek Secapa AD, ujar Emil, akan dilakukan langsung oleh TNI. Meski berlokasi di Jabar, Secapa AD adalah institusi vertikal yang berada langsung di bawah pemerintah pusat. Sementara Pemprov dan Pemkot akan mengurus masyarakat sekitar. “Kita hanya mengerjakan di perimeter, di luar kompleks. Tracing kepada keluarganya, testing kepada kompleks di luar, itu tanggung jawab gugus tugas Kota Bandung dan Provinsi Jabar,” tambahnya.

Puluhan siswa menonton bersama Pidato Presiden Joko Widodo saat Hari Lahir Pancasila 1 Juni. (Sumber: Secapa AD).

Pemeriksaan terhadap keluarga ini penting, ujar Emil, mengingat siswa Secapa AD memiliki waktu libur 1 hari tiap minggu. Namun sampai saat ini, belum ada data apakah ada keluarga siswa yang tertular COVID.

“Dalam situasi COVID-19 ini, kedatangan siswa-siswa dari seluruh Indonesia di institusi vertikal seringkali harus diwaspadai lebih mendalam,” imbuhnya.

Angka Jabar Diklaim Masih Stabil

Sementara itu, Walikota Bandung Oded mengatakan telah menelusuri dan mendata warga sekitar komplek Secapa AD. Pemkot, ujarnya, siap menggelar tes masif terhadap masyarakat di sekitar. “Sabtu atau Minggu ada pemeriksaan swab langsung. Baru ada 28 orang yang sudah kami data yang siap untuk mengadakan pemeriksaan. Insyaallah tes nanti akan dilaksanakan di Balai Kota Bandung,” kata Oded.

Oded mengatakan, 1.200 kasus positif di Secapa AD adalah insiden terpisah, sehingga ia berharap tidak lantas membuat Kota Bandung menjadi zona hitam. "Setelah kami bekerja berupaya, saya berharap tidak masuk (angka kota bandung) apalagi mempengaruhi nilai kami,” harap Oded.

Petugas dari Labkesda Provinsi Jawa Barat mengambil sampel dahak dan lendir tenggorokan hidung (swab test). (Foto: Humas Jabar)

Senada, Emil mengatakan klaster Secapa AD adalah kejadian “anomali” dan tidak bisa disejajarkan dengan tingkat penularan provinsi tersebut. Dia mengatakan, di luar klaster Secapa AD, tingkat penularan di Jabar masih terkendali. "Sebenarnya di luar itu, angka Jabar yang memang adanya 40-50-60 per harinya," terangnya.

Per Sabtu 11 Juli pukul 4.00 WIB, Jabar mencatat 4.951 kasus COVID-19 terkonfirmasi. Angka ini naik 105 dibandingkan hari Jumat, tidak jauh dengan hari-hari sebelumnya. [rt/em]