Belasan badan PBB dan kelompok bantuan internasional mengatakan 161.000 orang di Yaman yang dilanda perang, kemungkinan akan mengalami kelaparan akut pada paruh kedua tahun 2022. Jumlah ini meningkat lima kali lipat dibandingkan dengan angka yang ada saat ini.
Laporan yang dirilis kelompok-kelompok bantuan dan dikenal sebagai “Integrated Food Security Phase Classification” (IPC), pada Senin (14/3), menunjukkan gambaran yang semakin mengerikan tentang situasi di negara Arab termiskin, yang telah terjerumus dalam perang saudara sejak tahun 2015 lalu. Peringatan keras ini disampaikan menjelang konferensi bantuan tahunan bagi Yaman yang akan diselenggarakan PBB pada Rabu (16/3).
BACA JUGA: Angelina Jolie di Yaman Tarik Perhatian Internasional Pada Krisis Kemanusiaan Terburuk di DuniaLaporan IPC itu menyatakan 19 juta orang dari 30 juta total penduduk Yaman tampaknya tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum untuk makan mereka antara bulan Juni hingga Desember mendatang, Jumlah tersebut naik dari angka 17,4 juta orang yang tercatat saat ini.
Sementara itu sebanyak 2,2 juta anak, termasuk 538.000 anak yang sudah sangat kekurangan gizi, dan 1,3 juta perempuan akan menjadi sangat kekurangan gizi pada akhir tahun ini.
BACA JUGA: Perang Ukraina Soroti Perpecahan di Negara-negara Timur Tengah“Akan semakin banyak anak yang tidur dalam keadaan lapar di Yaman,” ujar Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell. “Hal ini meningkatkan risiko masalah fisik dan kognitif, bahkan kematian.”
Laporan itu menggarisbawahi fakta bahwa perang di Yaman merupakan pemicu utama kelaparan, dan krisis ini akan memburuk karena perang di Ukraina. Yaman sangat bergantung pada impor pangan, di mana 30 persen gandum diimpor dari Ukraina. [em/lt]