Khawatir negaranya akan dipaksa meninggalkan zona euro, warga Yunani yang memiliki tabungan mencari tempat yang lebih aman untuk berinvestasi.
Chelsea di London adalah daerah tempat orang terkaya di ibukota Inggris itu tinggal dan rumah bagi banyak warga Eropa paling makmur. Arus kedatangan yang terbaru adalah warga Yunani yang mencari tempat yang lebih aman untuk memarkir uangnya.
“Ada tren di mana banyak pembeli rumah yang berasal dari Yunani. Pembeli datang dari seluruh Eropa, namun mayoritas dari Yunani,” ujar Ed Meade, direktur agen properti Douglas and Gordon.
Ia menambahkan para warga Yunani tersebut biasanya mencari properti yang ada dalam kondisi baik, berada di blok yang terpelihara dan mudah disewakan.
“Mereka sangat tertarik membawa uangnya keluar dari Yunani dan menyimpannya di tempat yang aman,” ujar Meade. “Mereka membicarakan obligasi Jerman, emas dan properti. Saya kira argumen mereka [dalam memilih properti] adalah bahwa Anda tidak dapat tinggal dalam obligasi atau emas.”
Data menunjukkan bahwa jumlah warga Yunani yang menggerakkan uangnya keluar dari negara mereka meningkat pesat karena kekhawatiran akan keluarnya negara itu dari zona euro. Angka pastinya tidak ada, namun beberapa pihak memperkirakan bahwa lebih dari US$90 miliar telah keluar dari sistem perbankan Yunani sejak krisis ekonomi melanda tiga tahun lalu.
Namun bersamaan dengan parkirnya uang warga Yunani di negara-negara lain, warga Rusia malah berinvestasi di negara tersebut.
Semenanjung Kassandra memiliki semua hal yang membuat pariwisata Yunani terkenal: Matahari, pantai dan laut yang berkilauan. Krisis keuangan telah mengakibatkan harga properti di sini turun sekitar 30 persen, yang menarik warga asing pemburu harga murah.
“Ada kenaikan permintaan sebanyak paling tidak 200 persen dari pembeli asal Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan akan akomodasi wisatawan dari Rusia meningkat paling tidak 100 persen,” ujar Yannis Revithis, presiden Federasi Agen Real Estate Yunani.
Revithis mengatakan bahwa biasanya pembeli dari luar negeri berasal dari Eropa Barat, namun seiring menyebarnya krisis euro, uang rubel dari Rusia mulai mengambil alih.
Yunani dan Rusia memiliki sejarah kerja sama yang panjang. Beberapa warga Yunani berharap bahwa warga Rusia dapat menawarkan bantuan bagi masyarakat yang berjuang untuk bertahan.
“Sulit untuk memperkirakan bagaimana bisnis akan berjalan, namun yang jelas ada ketertarikan dari warga Rusia secara umum untuk berinvestasi di Yunani. Mereka melihat Yunani sebagai negara yang bersahabat, agama yang dianut mirip, dan orang Yunani dianggap ramah dan menyenangkan,” kata Constantinos Petridis, manajer agen properti Mouzendis.
“Ada tren di mana banyak pembeli rumah yang berasal dari Yunani. Pembeli datang dari seluruh Eropa, namun mayoritas dari Yunani,” ujar Ed Meade, direktur agen properti Douglas and Gordon.
Ia menambahkan para warga Yunani tersebut biasanya mencari properti yang ada dalam kondisi baik, berada di blok yang terpelihara dan mudah disewakan.
“Mereka sangat tertarik membawa uangnya keluar dari Yunani dan menyimpannya di tempat yang aman,” ujar Meade. “Mereka membicarakan obligasi Jerman, emas dan properti. Saya kira argumen mereka [dalam memilih properti] adalah bahwa Anda tidak dapat tinggal dalam obligasi atau emas.”
Data menunjukkan bahwa jumlah warga Yunani yang menggerakkan uangnya keluar dari negara mereka meningkat pesat karena kekhawatiran akan keluarnya negara itu dari zona euro. Angka pastinya tidak ada, namun beberapa pihak memperkirakan bahwa lebih dari US$90 miliar telah keluar dari sistem perbankan Yunani sejak krisis ekonomi melanda tiga tahun lalu.
Namun bersamaan dengan parkirnya uang warga Yunani di negara-negara lain, warga Rusia malah berinvestasi di negara tersebut.
Semenanjung Kassandra memiliki semua hal yang membuat pariwisata Yunani terkenal: Matahari, pantai dan laut yang berkilauan. Krisis keuangan telah mengakibatkan harga properti di sini turun sekitar 30 persen, yang menarik warga asing pemburu harga murah.
“Ada kenaikan permintaan sebanyak paling tidak 200 persen dari pembeli asal Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan akan akomodasi wisatawan dari Rusia meningkat paling tidak 100 persen,” ujar Yannis Revithis, presiden Federasi Agen Real Estate Yunani.
Revithis mengatakan bahwa biasanya pembeli dari luar negeri berasal dari Eropa Barat, namun seiring menyebarnya krisis euro, uang rubel dari Rusia mulai mengambil alih.
Yunani dan Rusia memiliki sejarah kerja sama yang panjang. Beberapa warga Yunani berharap bahwa warga Rusia dapat menawarkan bantuan bagi masyarakat yang berjuang untuk bertahan.
“Sulit untuk memperkirakan bagaimana bisnis akan berjalan, namun yang jelas ada ketertarikan dari warga Rusia secara umum untuk berinvestasi di Yunani. Mereka melihat Yunani sebagai negara yang bersahabat, agama yang dianut mirip, dan orang Yunani dianggap ramah dan menyenangkan,” kata Constantinos Petridis, manajer agen properti Mouzendis.