Dua hari setelah dibebaskan oleh militan Suriah, wartawan Amerika Peter Theo Curtis Selasa (26/8) kembali ke tanah airnya.
Menurut pernyataan tertulis yang dikeluarkan keluarga Curtis, wartawan berusia 45 tahun itu mendarat di bandara internasional Liberty, Newark di New Jersey Selasa siang setelah melakukan perjalanan dari Tel Aviv.
Dengan penuh rasa haru, Curtis kemudian dipertemukan dengan ibunya Nancy di bandar udara internasional Logan di Boston.
Kantor Associated Press melaporkan Peter Theo Curtis merasa “sangat tersentuh dan terharu” dengan sikap awak pesawat dan para penumpang, serta mereka yang menyambutnya di bandara. Ia mengatakan “merasa sangat berhutang budi” kepada pejabat-pejabat Amerika yang bekerja keras untuk membebaskannya.
Militan Suriah Jabhat al-Nusra yang menyandera Curtis selama 22 bulan, membebaskan dan menyerahkannya kepada beberapa wakil PBB di Dataran Tinggi Golan Minggu. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, Curtis diserahkan kepada pejabat-pejabat Amerika dan diberangkatkan ke Tel Aviv.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Jen Psaki, Senin, membantah Amerika membayar sejumlah uang tebusan kepada Jabhat Al Nusra demi pembebasan Curtis.
“Kami tidak memberi konsesi apapun kepada organisasi teroris. Kami sangat tegas dengan sikap kami untuk tidak membayar uang tebusan kepada teroris”, ujar Jen Psaki.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan selama dua tahun terakhir pihaknya telah mengontak lebih dari 20 negara untuk membantu membebaskan warga Amerika yang disandera di Suriah.
Kerry pada Minggu menyampaikan rasa lega dan bersyukur atas kabar pembebasan Curtis, yang hanya berselang beberapa hari dari dirilisnya video pemenggalan kepala wartawan Amerika lainnya, James Foley, oleh militan Negara Islam (ISIS). (AP)