Wartawan Perancis yang bekerja di China mengatakan, pemerintah China telah memerintahkan dirinya meninggalkan negara itu dalam waktu seminggu, menyusul laporan yang dibuatnya tentang etnis minoritas Muslim Uighur.
Ursula Gauthier, koresponden di Beijing untuk mingguan L’Obs, mengatakan Kementerian Luar Negeri China tidak memperbaharui kredensial persnya, yang akan kadaluwarsa pada akhir Desember, kecuali kalau dia bersedia menarik kembali laporannya secara publik.
Gauthier menerbitkan laporan bulan lalu yang mengatakan China mempergunakan serangan teroris di Paris baru-baru ini sebagai alasan penumpasan terhadap Muslim Uighur di China barat laut.
Pejabat China mengatakan, artikel itu menghujat kebijakan pemerintah, dan beberapa kolom opini di media pemerintah mengecam laporan itu.
L’Obs membela korespondennya, dalam sebuah kolom opini, dikatakan pengusiran Gauthier merupakan sebuah “insiden besar” antara China dan Perancis.
Pejabat Perancis minta penguasa China untuk membatalkan keputusan itu. Kementerian Luar Negeri Perancis Jumat (25/12) mengatakan, pihaknya menyesalkan bahwa visa Gauthier tidak diperbaharui oleh Beijing.
Pejabat Kemenlu Perancis itu mengatakan, “Perancis mengingatkan semua pihak betapa pentingnya buat jurnalis agar bisa bekerja di mana saja di dunia.” [jm]