Malick Maiga Aliou, wartawan yang dipukuli saat siaran langsung dari studio radio Adar Koima di kota Gao, Mali utara, berhasil diselamatkan penduduk setempat.
Seorang wartawan Mali yang dibawa ke rumah sakit setelah dipukuli oleh militan Islamist di kota Gao, Mali utara, hari Minggu mengatakan ia tidak sadarkan diri setelah pemukulan itu.
Berbicara dari tempat tidur rumah sakit di Gao, Malick Maiga Aliou memberitahu VOA bahwa para pria yang bersenjata lengkap itu memasuki studio radio Adar Koima ketika sedang siaran langsung dan menariknya ke dalam sebuah mobil.
Ia mengatakan orang-orang bersenjata itu memukulinya dengan gagang senapan dan benda-benda lain, menuduhnya menyebarkan bohong mengenai mereka. Akhirnya, katanya, mereka membuangnya di kuburan setempat dimana mereka menginjaknya dan meninggalkannya supaya mati.
Penduduk setempat yang mendengarkan langsung pemukulan itu melalui radio melakukan pencarian Aliou yang kemudian ditemukan tidak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit setempat.
Penganiayaan tersebut, yang ke-3 kalinya dilakukan kelompok Islamis terhadap Aliou, tampaknya sebagai hukuman karena melaporkan bahwa penduduk setempat mencegah pemotongan tangan seorang yang dituduh mencuri hari Minggu.
Wartawan Mali itu juga mengirim laporan kepada Voice of America. Direktur VOA David Ensor mengutuk penganiayaan itu dan memuji penduduk setempat yang datang menolong Aliou.
Kelompok Islamis MUJAO, yang menguasai Gao, memaksakan pemberlakuan hukum Islamis yang ketat di daerah yang mereka kuasai. Tetapi, penduduk setempat melancarkan protes hari Minggu untuk mencegah pemotongan tangan pemuda yang dituduh mencuri itu.
MUJAO dan kelompok-kelompok Islamis lain merebut kekuasaan di Mali utara setelah kudeta yang gagal bulan Maret lalu di ibukota negara itu, Bamoko.
Berbicara dari tempat tidur rumah sakit di Gao, Malick Maiga Aliou memberitahu VOA bahwa para pria yang bersenjata lengkap itu memasuki studio radio Adar Koima ketika sedang siaran langsung dan menariknya ke dalam sebuah mobil.
Ia mengatakan orang-orang bersenjata itu memukulinya dengan gagang senapan dan benda-benda lain, menuduhnya menyebarkan bohong mengenai mereka. Akhirnya, katanya, mereka membuangnya di kuburan setempat dimana mereka menginjaknya dan meninggalkannya supaya mati.
Penduduk setempat yang mendengarkan langsung pemukulan itu melalui radio melakukan pencarian Aliou yang kemudian ditemukan tidak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit setempat.
Penganiayaan tersebut, yang ke-3 kalinya dilakukan kelompok Islamis terhadap Aliou, tampaknya sebagai hukuman karena melaporkan bahwa penduduk setempat mencegah pemotongan tangan seorang yang dituduh mencuri hari Minggu.
Wartawan Mali itu juga mengirim laporan kepada Voice of America. Direktur VOA David Ensor mengutuk penganiayaan itu dan memuji penduduk setempat yang datang menolong Aliou.
Kelompok Islamis MUJAO, yang menguasai Gao, memaksakan pemberlakuan hukum Islamis yang ketat di daerah yang mereka kuasai. Tetapi, penduduk setempat melancarkan protes hari Minggu untuk mencegah pemotongan tangan pemuda yang dituduh mencuri itu.
MUJAO dan kelompok-kelompok Islamis lain merebut kekuasaan di Mali utara setelah kudeta yang gagal bulan Maret lalu di ibukota negara itu, Bamoko.