Washington semakin meningkatkan fokusnya pada Venezuela, di mana perebutan kekuasan sedang terjadi antara Presiden Nicolas Maduro yang terpojok, dan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang diakui sebagai presiden sementara oleh lebih dari 50 negara termasuk Amerika Serikat.
Wartawan VOA Michael Bowman melaporkan para pejabat Amerika meyakini kekuasaan Maduro tinggal menghitung hari, tetapi mengecilkan kemungkinan intervensi militer Amerika di negara kaya minyak itu, di mana keruntuhan ekonominya telah memicu bencana kelaparan, kebangkrutan dan migrasi besar-besaran.
Pemadaman listrik yang meluas perlahan-lahan melumpuhkan Venezuela yang telah tak berdaya, menambah bencana kemanusiaan yang telah memaksa lebih dari tiga juta warga Venezuela meninggalkan negara mereka.
“Kami menginginkan listrik. Itu saja. Kami ingin listrik menyala kembali,” kata Stefany Contreras, warga ibukota, Caracas.
BACA JUGA: Banyak Tempat di Venezuela Terkena Pemadamam Listrik Besar-BesaranNicolas Maduro, yang menggantikan presiden berhaluan kiri Hugo Chavez pada tahun 2013, menyalahkan Washington atas kesengsaraan yang dialami Venezuela. “Kita menghadapi agresi paling serius dari imperialisme Amerika yang pernah dialami Venezuela sepanjang 200 tahun sejarahnya,” tegasnya.
Pada hari Minggu, John Bolton, penasihat keamanan nasional Gedung Putih mengemukakan apa yang ia bayangkan mengenai Maduro.
Dalam acara televisi ABC This Week, Bolton mengatakan, “Saya berharap masa depannya mencakup tinggal di kawasan pantai yang indah, di tempat yang jauh dari Venezuela.”
Tetapi Bolton mengemukakan rakyat Venezuelalah yang akan memastikan bahwa pemimpin oposisi Juan Guaido yang akan menang. “Ada banyak perbincangan terjadi di antara para anggota parlemen dan anggota militer di Venezuela yang membahas tentang apa yang akan terjadi, bagaimana angkatan bersenjata mungkin bertindak untuk mendukung oposisi.. Saya pikir momentum ada di pihak Guaido,” imbuhnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Para anggota Kongres Amerika juga turut berpendapat, dengan mengirim pesan-pesan ke Venezuela. Senator Marco Rubio, anggota Fraksi Republik, mengemukakan,“Perjuangan kalian bagi kebebasan dan pemulihan demokrasi adalah perjuangan kami, dan dunia yang bebas belum, dan tidak akan, melupakan kalian.”
Sementara itu Senator Bob Menendez dari fraksi Demorkat mengatakan, “Kepada para pejabat rezim Maduro: apabila kalian menginginkan ada masa depan di Venezuela, dan apabila kalian menginginkan suatu masa depan yang bebas dari sanksi-sanksi Amerika yang akan mengikuti kalian ke mana pun di dunia ini, maka kalian harus mengakui keabsahan presiden sementara, Juan Guaido, dan tangan kalian tidak boleh berlumuran darah.”
Banyak anggota fraksi Demokrat yang mendukung sanksi-sanksi yang telah diberlakukan pemerintahan presiden Donald Trump terhadap rezim Maduro, tetapi menyatakan tidak boleh ada pertimbangan mengenai intervensi bersenjata Amerika.
BACA JUGA: Penasihat Keamanan Trump Berharap Presiden Maduro Mengungsi dari VenezuelaSenator Demokrat Tim Kaine menegaskan, “Pembicaraan tidak resmi mengenai tindakan militer justru menguatkan dan membuat berani para diktator. Satu-satunya kepentingan kami adalah perdamaian, kebebasan dan demokrasi bagi rakyat Venezuela. Itu saja.”
Diplomat senior Amerika untuk urusan Venezuela berusaha meyakinkan para anggota Kongres bahwa tindakan militer tidak sedang dipertimbangkan.
Elliott Abrams, Utusan Khusus Amerika untuk Venezuela, menyatakan,“Ini tentu saja tidak diinginkan dan bukan jalur yang akan ditempuh pemerintah.”
Berbicara di Gedung Putih bulan lalu, Bolton mengatakan Presiden Trump mempertahankan “semua opsi tetap tersedia” terkait Venezuela. Hari Minggu, Bolton menolak mengeluarkan prediksi.
Dalam acara ABC This Week, Bolton mengatakan, “Kita lihat apa yang akan terjadi." [uh/ab]