WHO: 6 Negara Afrika akan Bebas Malaria

Penderita malaria dirawat di rumah sakit Kenya (foto: dok).

WHO mengatakan angka infeksi malaria turun karena penggunaan kelambu yang diobati dengan insektisida, semprotan serangga secara teratur dalam tempat tinggal dan pengetesan diagnose secara cepat.

Dalam empat tahun mendatang, enam negara di Afrika, kawasan di mana malaria paling menonjol, dapat bebas dari penyakit itu, kata Organisasi Kesehatan Dunia dalam laporan yang diberitakan hari Senin (25/4) untuk memperingati Hari Malaria Dunia.

“Strategi Teknis untuk Malaria 2016 -2030” yang disetujui oleh WHO tahun lalu, berharap akan melihat pengakhiran penularan setempat malaria di sedikitnya 10 negara sebelum tahun 2020, tetapi sekarang WHO menaksir bahwa 21 negara dapat mencapai sasaran itu, termasuk enam di Afrika.

“Sejak tahun 2000, angka kematian akibat malaria telah menurun 60 persen di seluruh dunia. Dalam Kawasan Afrika WHO, angka kematian penderita malaria jatuh 66 persen di antara semua kelompok usia dan jatuh 77 persen di antara anak-anak usia di bawah lima tahun,” kata WHO dalam pernyataan yang menyertai laporan itu.

Peta lokasi negara Aljazair, Botswana, Cape Verde, Comoros, Afrika Selatan dan Swaziland di Afrika.

Keenam negara di Afrika yang dapat bebas dari malaria sebelum tahun 2020 adalah Aljazair, Botswana, Cape Verde, Comoros, Afrika Selatan dan Swaziland.

WHO mengatakan angka infeksi malaria turun karena penggunaan kelambu yang diobati dengan insektisida, semprotan serangga secara teratur dalam tempat tinggal dan pengetesan diagnose secara cepat, walaupun teknik ini lama kelamaan menjadi kurang ampuh.

“Keampuhan alat yang membantu kemajuan melawan malaria pada tahun-tahun awal abad ini sekarang terancam,” kata WHO. “Kekebalan nyamuk terhadap insektisida yang digunakan pada kelambu dan sisa semprotan dalam rumah sedang meningkat. Demikian juga kekebalan parasit terhadap satu komponen salah satu obat anti-malaria yang paling kuat itu. [gp]