Data baru China menunjukkan 75% pasien virus corona yang awalnya diklasifikasikan tidak memiliki gejala kemudian menunjukkan tanda-tanda terinfeksi virus.
Data baru yang diungkapkan, Jumat (3/4) oleh ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, menunjukkan sulitnya mengidentifikasi dan melacak pasien tanpa gejala. Hal itu juga disebabkan data virus corona dari China dipertanyakan keakuratannya.
Kerkhove mendesak negara-negara yang mengumpulkan data-data untuk memisahkan informasi pasien yang benar-benar tanpa gejala dan tidak menunjukkan infeksi virus dari data pasien “pra-gejala” – di mana pada awalnya tidak punya gejala tapi kemudian menunjukkan gejala COVID-19.
BACA JUGA: Kasus Corona di Dunia Terus Bertambah, Lampaui Satu Juta OrangPasien virus corona asimtomatik terinfeksi virus dan dapat menularkannya kepada orang lain tanpa menunjukkan gejala sakit. Identifikasi dan isolasi pasien tersebut penting untuk menghentikan penyebaran penyakit, demikian beberapa pejabat kesehatan memaparkan.
Awal pekan ini, China untuk pertama kalinya merilis data terkait pasien asimtomatik dan menyatakan mulai mengikutsertakan data tersebut dalam hitungan resmi infeksi virus corona. China sebelumnya tidak mengikutsertakan data infeksi itu dalam penghitungan resmi kepada public. Hal itu mengarah pada informasi data yang tidak lengkap terkait jumlah total penderita yang terinfeksi di negara tirai bambu itu. [mg/pp]