WHO Anggap Etis Penggunaan Obat Eksperimental untuk Ebola

Doktor bekerja di laboratorium yang mengumpulkan virus Ebola milik Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Entebhe.

Para pejabat Liberia mengatakan mereka memperkirakan obat yang disebut ZMapp akan tiba dalam hitungan hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap etis untuk memberikan obat yang belum terbukti kemanjurannya kepada pasien Ebola sebagai upaya mengatasi wabah terburuk penyakit itu di Afrika Barat.

Badan PBB itu mengatakan hari Selasa (12/8) bahwa penggunaan obat demikian harus dilakukan dengan persetujuan, kebebasan memilih, kerahasiaan pasien, menghormati pasien, menjaga martabat pasien dan keterlibatan masyarakat.

WHO mengadakan diskusi mengenai topik itu hari Senin, pada hari yang sama ketika para pejabat Liberia mengatakan mereka Liberia akan segera menerima pengiriman obat percobaan dari sebuah perusahaan Amerika untuk mengobati dua orang dokter Liberia yang terinfeksi Ebola.

Obat itu, yang dikenal sebagai ZMapp, belum diujicoba keamanannya pada manusia.

Produsen obat itu hari Selasa mengatakan kehabisan pasokan setelah mengirimkannya ke sebuah negara di Afrika Barat.

Seorang pastur Spanyol yang terinfeksi Ebola mendapat pengobatan dengan ZMapp, tetapi sebuah rumah sakit di Madrid hari Selasa mengumumkan ia telah meninggal.

Obat itu juga digunakan untuk mengobati dua petugas bantuan Amerika yang telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, meskipun belum jelas mengenai peran obat itu.

WHO mengatakan lebih dari 1.000 orang telah tewas sejak Ebola mulai mewabah bulan Februari. Sebagian besar korban adalah warga Guinea, Liberia dan Sierra Leone.