Ada 20 penyakit tropis akibat parasit dan bakteri yang dikategorikan sebagai penyakit terabaikan. Hal tersebut dikarenakan penyakit-penyakit ini menimbulkan dampak secara tidak proporsional terhadap warga yang tinggal di komunitas miskin dan terpencil, dan tidak termasuk dalam daftar prioritas kesehatan global.
Direktur Departemen Penyakit Tropis Terabaikan di WHO, Ibrahim Soce Fall, mengatakan penyakit-penyakit akibat vektor atau organisme ini ditularkan oleh serangga di daerah yang kekurangan air bersih, sanitasi dan akses pada layanan kesehatan. Penyakit-penyakit tersebut juga merebak lewat makanan dan air yang terkontaminasi. Fall mengatakan penyakit-penyakit ini menyebabkan penderitaan yang luar biasa karena dampaknya melumpuhkan dan menimbulkan kecacatan pada penderita.
“Jika terkena penyakit seperti onchocerciasis, atau biasa disebut ‘river blindness’ maka penderita bisa mengalami kebutaan. ‘River blindness’ adalah suatu penyakit yang menimbulkan dampak pada kulit dan mata akibat infeksi yang ditularkan lalat hitam yang umumnya berkembang biak di dekat aliran dan sungai berarus deras," ujar Fall.
"Hal sama untuk trachoma, atau penyakit kebutaan permanen akibat sub-tipe chlamydia trachomatis, bakteri yang juga dapat menyebabkan infeksi menular seksual chlamydia. Penyakit-penyakit tersebut sangat melemahkan dan mematikan," tambahnya.
Fall mengatakan penyakit-penyakit ini tidak mendapatkan investasi yang dibutuhkan untuk mengakses layanan kesehatan atau mengembangkan alat baru untuk diagnosa, perawatan dan vaksin.
Sebagian penyakit ini telah ada sejak lama. Misalnya penyakit kusta yang masih terdapat di 139 negara, dan penyakit demam berdarah yang sudah ada selama 800 tahun dan tetap merajalela di 129 negara.
Meskipun banyak tantangan, ada kemajuan yang dibuat dalam hal pemberantasan penyakit tropis terabaikan ini. WHO melaporkan jumlah orang yang membutuhkan intervensi untuk memberantas penyakit-penyakit itu antara tahun 2020 dan 2021 turun hingga 80 juta orang. Ada 47 negara yang telah berhasil memberantas setidaknya satu penyakit tropis terabaikan itu, dan semakin banyak negara yang sedang dalam proses mencapai target itu.
BACA JUGA: Indonesia, Urutan Ketiga Kasus Kusta Terbanyak di DuniaMenurut Carter Center, hanya ada 13 kasus penyakit cacing Guinea pada manusia tahun lalu; yang berarti penyakit ini nyaris hampir dapat diberantas total. Carter Center yang berkantor di Atlanta itu didirikan oleh mantan presiden Amerika Jimmy Carter dan istrinya, Rosalynn Carter. Saat kampanye internasional untuk memberantas penyakit cacing Guinea dimulai pada 1986, diperkirakan sudah terdapat 3,5 juta kasus di sedikitnya 21 negara di Afrika dan Asia.
Pejabat WHO mengatakan tujuan yang telah ditetapkan untuk memberantas total setidaknya pada satu penyakit tropis terabaikan di 100 negara pada tahun 2030 dapat tercapai. Komunitas ilmiah memiliki alat dan pengetahuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah penderitaan. Namun, WHO mengatakan negara-negara perlu mengambil tindakan bersama dan menanamkan investasi dalam membantu memusnahkan kelompok penyakit yang ditakuti itu. [em/ah]