Seorang direktur WHO, Rabu (14/12) mengatakan Infeksi COVID-19 di China melonjak jauh sebelum pemerintah memutuskan untuk mengabaikan kebijakan "nol-COVID" yang ketat. Pernyataan ini menepis anggapan bahwa perubahan mendadak telah menyebabkan lonjakan dalam kasus.
Komentar direktur masalah darurat WHO Mike Ryan disampaikan ketika ia memperingatkan perlunya meningkatkan vaksinasi di negara ekonomi nomor dua dunia itu.
Berbicara pada pengarahan dengan media, ia mengatakan virus itu "secara intensif" menyebar di negara itu jauh sebelum pencabutan pembatasan.
"Ada narasi saat ini bahwa China mencabut pembatasan dan mendadak penyakit ini menjadi tidak terkendali," katanya.
"Penyakit itu menyebar secara intensif karena saya yakin tindakan pengendalian saja tidak menghentikan penyakit ini. Dan saya yakin China memutuskan secara strategis kebijakan nol covid bukan lagi pilihan terbaik," tambahnya.
BACA JUGA: China Mulai Longgarkan Restriksi COVIDTantangan bagi China untuk mengendalikan virus ini adalah memastikan cukup banyak orang yang divaksinasi, katanya.
Kegembiraan di China karena perubahan dalam kebijakan yang memungkinkan orang tinggal bersama pengidap virus dengan cepat memudar di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang lonjakan infeksi karena populasi tidak memiliki "kekebalan massa" dan tingkat vaksinasi di kalangan orang tua rendah.
Sebelumnya dalam pengarahan itu, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ia "berharap" bahwa pandemi, yang telah menewaskan lebih dari 6,6 juta orang sejak muncul di Wuhan, China tiga tahun lalu, pada tahun depan tidak lagi dianggap sebagai darurat global. [my/jm]