Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mempertimbangkan untuk memasukkan obat-obatan yang memerangi obesitas dalam "daftar obat esensial" untuk pertama kalinya. Hal tersebut dapat menjadi rujukan bagi pemerintah di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sebuah panel penasihat WHO akan meninjau permintaan baru itu pada bulan depan. Sedangkan daftar obat esensial yang diperbarui akan jatuh tempo pada September.
Permintaan untuk mempertimbangkan obat obesitas diajukan oleh tiga dokter dan seorang peneliti di Amerika Serikat (AS). Obat-obatan tersebut mencakup bahan aktif liraglutide dalam obat obesitas Novo Nordisk Saxenda, yang akan segera keluar patennya, sehingga memungkinkan versi generik yang lebih murah.
Dana Garcia, 8 tahun, menjalani pemeriksaan medis di Zeta Clinic dari Yayasan "Chubs Heart" di Medellin, 26 Februari 2015. (Foto: Reuters)
Panel dapat menolak permintaan tersebut atau menunggu lebih banyak bukti. Keputusan WHO untuk memasukkan Saxenda dan akhirnya obat generik ke dalam daftar akan menandai pendekatan baru untuk obesitas global.
Namun, beberapa pakar kesehatan masyarakat memperingatkan agar tidak memperkenalkan obat-obatan tersebut terlalu luas sebagai solusi untuk kondisi kompleks yang masih belum sepenuhnya dipahami.
"Obesitas merupakan masalah kesehatan yang semakin penting di banyak negara," kata juru bicara WHO. "Obat untuk pengobatan obesitas hanyalah salah satu aspek manajemen, tentu saja, dan pencegahan juga penting."
BACA JUGA: Yang Perlu Diketahui Tentang Obat Pelangsing yang Menjanjikan Penurunan Berat Badan
WHO mengatakan panel ahli akan mempertimbangkan bukti liraglutide selama beberapa bulan mendatang. Mereka juga berencana untuk mengevaluasi jenis perawatan penurunan berat badan lainnya di masa mendatang.
Lebih dari 650 juta orang dewasa di seluruh dunia mengalami obesitas, lebih dari tiga kali lipat angka pada 1975, dan kira-kira 1,3 miliar lainnya kelebihan berat badan, menurut WHO. Sekitar 70 persen dari kasus obesitas itu ternyata berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Memasukkan obat obesitas di antara obat esensial WHO dapat memiliki arti penting bagi populasi tersebut. Para ahli mengatakan menambahkan obat HIV ke dalam daftar obat esensial pada 2002 membantu ketersediaan obat-obatan itu bagi pasien AIDS di negara-negara miskin. [ah/rs]