Untuk hari kedua berturut-turut, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada Sabtu (18/7) melaporkan rekor lonjakan kasus virus corona di seluruh dunia, dengan hampir 260.000 kasus baru dalam 24 jam.
Rekor sebelumnya, pada Jumat (17/7) mencatat hampir 238.000. Kematian naik lebih dari 7.300, penambahan terbesar dalam sehari sejak pertengahan Mei. Total kematian harian rata-rata sekitar 4.800 pada Juli.
Lonjakan terbesar ada di AS, dengan hampir 72.000 kasus; Brasil dengan hampir 45.500 kasus; India dengan hampir 35.000 dan hampir 14.000 di Afrika Selatan.
Di Brasil, negara yang paling terkena dampaknya di Amerika Selatan, Presiden Jair Bolsonaro Sabtu (18/7) mengatakan bahwa upaya untuk menekan virus, telah merugikan perekonomian.
Bolsonaro, yang positif mengidap virus, mengatakan dalam pernyataan bahwa perekonomian Brasil diperkirakan menyusut 6.4% tahun ini.
Di China, dimana pandemi global dimulai Desember lalu, para pejabat di Urumqi, ibukota provinsi Xinjiang, telah memasuki fase "waspada tinggi" Sabtu (18/7). Banyak pertemuan dan kunjungan dibatasi. Lebih dari 600 penerbangan, sekitar 80% dari total harian pada umumnya di bandara Urumqi, dibatalkan.
Xinjiang, dimana sebagian besar etnik minoritas Uighur tinggal, tidak terlalu kena dampak buruk pandemi. Hingga Sabtu (18/7), kawasan itu melaporkan 40 kasus, termasuk 25 kasus tanpa gejala. Hampir 270 orang dalam pengawasan medis, menurut komisi kesehatan regional. [vm/ft]