Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (9/3), mengatakan pihaknya telah mengukuhkan terdapat “18 serangan terhadapfasilitas kesehatan, petugas kesehatan dan ambulan, yang menyebabkan 10 kematian dan 16 korban luka-luka” di Ukraina, dan menggarisbawahi serangan ini menyebabkan “seluruh komunitas tidak lagi dapat mengakses layanan kesehatan.”
Dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros mengatakan WHO telah mengirim 81 metrik ton pasokan untuk mengatasi krisis kesehatan di Ukraina, dan menambahkan bahwa pihaknya sedang membangun “saluran pasokan untuk fasilitas kesehatan di seluruh Ukraina, terutama di daerah-daerah yang paling terkena dampak.”
Tedros lebih jauh mengatakan WHO juga telah mengirim lima metrik ton pasokan medis ke Kyiv pada Selasa (8/3) untuk mendukung perawatan bedah bagi 150 pasien trauma, dan pasokan lain untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan sekitar 450.000 orang selama satu bulan ke depan.
Ia menambahkan bahwa “lebih banyak pasokan akan didistribusikan pada Rabu (9/3) dan kami memiliki 400 metrik kubik pasokan yang menunggu untuk diangkut ke Ukraina dari pusat logistik kami di Dubai.”
BACA JUGA: Gedung Putih: Rusia Mungkin Gunakan Senjata Biologis dan KimiaTedros mengingatkan bahwa lebih dari dua juta orang telah meninggalkan Ukraina, dan WHO mendukung negara-negara tetangga yang menampung para pengungsi untuk menyediakan perawatan kesehatan bagi para pengungsi “yang kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.”
Lebih jauh Tedros mengatakan sejumlah tantangan kesehatan utama yang kami lihat adalah hipotermia dan radang dingin, penyakit pernafasan, kurangnya pengobatan untuk penyakit kardiovaskular dan kanker, serta masalah kesehatan mental. Staf WHO telah dikerahkan ke negara-negara tetangga untuk memberikan dukungan kesehatan mental dan psikososial ini.
BACA JUGA: Seruan Meningkat agar Barat Terapkan Zona Larangan Terbang di UkrainaSecara khusus, Tedros meminta Rusia untuk “berkomitmen pada resolusi damai bagi krisis ini, dan untuk memungkinkan akses yang aman dan tanpa hambatan untuk menjangkau bantuan kemanusiaan bagi yang membutuhkan.” Ia menggarisbawahi bahwa “resolusi damai dapat terjadi.” [em/jm]