Warisan mantan presiden Amerika Thomas Woodrow Wilson akan dikaji ulang dengan tajam oleh para pendukung gerakan Black Lives Matter di Amerika, tetapi di setidaknya satu negara di luar negeri, posisinya dalam sejarah tidak perlu dipersoalkan lagi.
Wilson, yang menjabat di Gedung Putih dari 1913 hingga 1921, “kini dikritik karena pandangannya yang dianggap rasis sejauh yang saya tahu,” kata Zdenek Beranek, diplomat Republik Ceko di Washington.
Rakyat Ceko menolak rasisme segala bentuk, kata Beranek dalam sebuah wawancara dengan VOA, tetapi “kami menghargai apa yang dilakukannya untuk bangsa kami. Wilson menginvestasikan modal politiknya untuk kemerdekaan negara saya.”
Wilson, yang dikenal secara internasional karena perannya dalam membentuk kembali tatanan dunia setelah Perang Dunia I, baru-baru ini berada di bawah incaran di tengah gerakan nasional untuk menghilangkan patung-patung jenderal Konfederasi dan para pemimpin bersejarah lainnya yang dituduh pernah memiliki budak atau mendukung pemisahan ras. [lt/pp]