WWF Indonesia meluncurkan panduan sumber makanan laut yang bertanggung jawab atau tidak untuk pengguna Blackberry.
Organisasi dana satwa dunia (World Wildlife Fund, WWF) di Indonesia meluncurkan aplikasi panduan konsumen untuk makanan laut (seafood) ramah lingkungan bagi pengguna BlackBerry.
Manajer Program Kelautan Indonesia WWF, Dewi Satriani, mengatakan di Jakarta Minggu (9/9), pihaknya saat ini memprediksi ada 3, 5 juta lebih pengguna resmi BlackBerry di Indonesia, sehingga diharapkan sosialisasi mengenai makanan laut yang lebih ramah lingkungan dapat terus berlanjut.
”Kita menyasar pengguna media sosial, pengguna teknologi karena saat ini orang-orang sangat sibuk jadi apa yang ada ditangan mereka adalah gadget, ponsel atau BlackBerry,” ujar Dewi, sambil menambahkan bahwa aplikasi tersebut dapat diunduh secara gratis pada AppWorld pada Blackberry.
“Bisa diunduh gratis, di-install di BlackBerry masing-masing, sehingga setiap kali mau makan makanan laut tinggal buka di BlackBerry, cek, apakah ikan yang mau dimakan datang dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan secara lingkungan,” ujarnya.
Sebanyak 58 jenis makanan laut dari tangkapan alam serta sembilan jenis dari ketegori budidaya ada dalam panduan tersebut.
Dewi menambahkan, kampanye nasional hidangan laut ramah lingkungan ini melibatkan kalangan selebritis, politisi dan jurnalis lingkungan yang peduli upaya penyelamatan global sumber daya laut dan perikanan berkelanjutan.
Menurut Dewi, aplikasi Blackberry ini memudahkan konsumen untuk mencari alternatif dari jenis-jenis makanan laut yang harusnya dihindari karena populasinya di laut Indonesia terus menurun. Produk makanan laut Indonesia mengalami ancaman karena perikanan di pesisir dan terumbu karang memberi tekanan yang terlalu besar pada populasi ikan dan habitat ikan.
Data pemerintah mencatat, nilai ekspor ikan 2011 mencapai US$3.34 miliar, naik 16,6 persen dibanding 2010. Pada periode sama nilai impor juga naik 26,2 persen menjadi $494 juta dibanding tahun sebelumnya, $391 juta.
Secara umum perdagangan hasil perikanan dunia terus mengalami peningkatan rata‐rata sebesar 8,50 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, dengan nilai mencapai $10,37 miliar.
Manajer Program Kelautan Indonesia WWF, Dewi Satriani, mengatakan di Jakarta Minggu (9/9), pihaknya saat ini memprediksi ada 3, 5 juta lebih pengguna resmi BlackBerry di Indonesia, sehingga diharapkan sosialisasi mengenai makanan laut yang lebih ramah lingkungan dapat terus berlanjut.
”Kita menyasar pengguna media sosial, pengguna teknologi karena saat ini orang-orang sangat sibuk jadi apa yang ada ditangan mereka adalah gadget, ponsel atau BlackBerry,” ujar Dewi, sambil menambahkan bahwa aplikasi tersebut dapat diunduh secara gratis pada AppWorld pada Blackberry.
“Bisa diunduh gratis, di-install di BlackBerry masing-masing, sehingga setiap kali mau makan makanan laut tinggal buka di BlackBerry, cek, apakah ikan yang mau dimakan datang dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan secara lingkungan,” ujarnya.
Sebanyak 58 jenis makanan laut dari tangkapan alam serta sembilan jenis dari ketegori budidaya ada dalam panduan tersebut.
Dewi menambahkan, kampanye nasional hidangan laut ramah lingkungan ini melibatkan kalangan selebritis, politisi dan jurnalis lingkungan yang peduli upaya penyelamatan global sumber daya laut dan perikanan berkelanjutan.
Menurut Dewi, aplikasi Blackberry ini memudahkan konsumen untuk mencari alternatif dari jenis-jenis makanan laut yang harusnya dihindari karena populasinya di laut Indonesia terus menurun. Produk makanan laut Indonesia mengalami ancaman karena perikanan di pesisir dan terumbu karang memberi tekanan yang terlalu besar pada populasi ikan dan habitat ikan.
Data pemerintah mencatat, nilai ekspor ikan 2011 mencapai US$3.34 miliar, naik 16,6 persen dibanding 2010. Pada periode sama nilai impor juga naik 26,2 persen menjadi $494 juta dibanding tahun sebelumnya, $391 juta.
Secara umum perdagangan hasil perikanan dunia terus mengalami peningkatan rata‐rata sebesar 8,50 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, dengan nilai mencapai $10,37 miliar.