Yellen Tak Yakin Kenaikan Saham Wall Street adalah Gejala 'Bubble'

Janet Yellen akan mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika atau Federal Reserve.

Gubernur Bank Sentral Amerika atau Federal Reserve, Janet Yellen yang sudah selesai masa jabatannya mengatakan Jumat, ia tidak yakin kenaikan besar harga saham di Wall Street dalam beberapa bulan terakhir adalah gejala bubble atau gelembung yang setiap saat bisa meletup, namun tetap memperingatkan investor untuk berhati-hati.

Yellen, yang meninggalkan jabatannya hari Sabtu dan akan diganti oleh Jerome Powell, hari Senin, membuat komentar itu dalam sebuah wawancara dengan televisi PBS sebelum Dow Jones ditutup dan turun lebih dari 650 poin, penurunan terbesar sejak Juni 2016.

"Saya tidak bermaksud menyebut perilaku pasar saham yang kita saksikan sebagai bubble, tetapi menurut saya, nilai aset-aset pada umumnya meningkat," kata Yellen, dan menasihati investor untuk "berhati-hati dalam melakukan diversifikasi atas investasi mereka."

Pasar saham AS telah menguat lebih dari 30 persen sejak Presiden Donald Trump menjabat setahun yang lalu, namun pada hari Jumat, kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga menyusul data lapangan pekerjaan Januari yang lebih baik daripada yang diperkirakan, menyebabkan penurunan di Wall Street.

Ketika ditanya tentang keadaan ekonomi AS, Yellen mengatakan bahwa “ekonomi terlihat sangat kuat," dan dia juga menyoroti pasar tenaga kerja, dimana upah mulai meningkat pada laju lebih cepat."

Perekonomian AS menambah 200.000 pekerjaan pada bulan Januari, dengan tingkat pengangguran 4,1 persen, tingkat terendahnya dalam lebih dari 17 tahun.

Ketika ditanya tentang keputusan Trump untuk tidak memperbaharui masa jabatannya empat tahun berikutnya di Federal Reserve, Yellen yang berusia 71 tahun mengakui bahwa dia "kecewa".

"Saya ingin menjabat satu masa jabatan lagi dan hal itu telah saya ungkap kan," katanya, dalam komentar pertamanya mengenai masalah ini.

Yellen ditunjuk tahun 2014 oleh Barack Obama untuk memimpin Bank Sentral AS, Yellen adalah wanita pertama yang memimpin Bank Sentral AS.

Powell, seorang mantan bankir investasi Republik, akan menjadi salah satu pejabat yang bukan ekonom untuk menduduki jabatan tersebut. [ps/jm]