Yoshihide Suga terpilih sebagai ketua baru partai berkuasa di Jepang pada hari Senin (14/9), praktis membuatnya terpilih dalam pemilihan di parlemen sebagai perdana menteri mendatang di negara itu.
Suga meraih 377 suara dalam pemilihan di Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk menentukan pengganti PM Shinzo Abe, yang bulan lalu mengumumkan akan mengundurkan diri karena gangguan kesehatan. Dua calon lainnya meraih total 157 suara.
Kemenangan Suga yang telah diduga dalam pemilihan partai itu menjamin ia akan terpilih dalam pemungutan suara di parlemen pada hari Rabu, karena mayoritas yang dikuasai LDP. Suga sekarang ini menjabat sebagai kepala sekretaris kabinet pemerintahan Abe.
Suga mendapat dukungan orang-orang penting partai dan anggota mereka pada awal kampanyenya dengan harapan ia akan melanjutkan kebijakan Abe. Kemenangan Suga, yang tampaknya tercapai karena kesepakatan itu, telah menimbulkan kritik dari dalam dan luar partai yang menyatakan bahwa proses itu tidak demokratis dan tidak jelas.
Politik tertutup itu juga tampaknya membuat para legislator mendukung Suga dengan harapan mendapat posisi menguntungkan di partai dan kabinet dalam pemerintahan mendatang.
Suga telah menyatakan bahwa prioritas utamanya adalah memerangi virus corona dan memperbaiki ekonomi yang sekarang ini terpukul oleh pandemi. Ia berulang kali mengemukakan prestasi di bawah pemerintahan Abe sewaktu ditanya mengenai berbagai kebijakan.
Meskipun lebih dikenal sebagai tangan kanan Abe, Suga sebenarnya dikenal karena pendekatan tangan besinya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai koordinator kebijakan dan mempengaruhi para birokrat dengan menggunakan kewenangan kantor perdana menteri yang terpusat.
BACA JUGA: Yoshihide Suga, Kandidat Favorit Pengganti AbeSuga mengatakan ia adalah seorang reformis dan bahwa ia telah bekerja untuk mencapai kebijakan dengan mendobrak penghalang teritorial di birokrasi. Ia membanggakan dirinya atas upaya-upaya tersebut dalam mencapai industri wisata asing yang marak di Jepang, menurunkan biaya tagihan ponsel dan meningkatkan ekspor pertanian.
Dibandingkan dengan keterampilan politiknya di dalam negeri, Suga hampir-hampir tidak pernah bepergian ke luar negeri, dan keterampilan diplomasinya tidak diketahui, meskipun ia secara umum diperkirakan akan melanjutkan prioritas Abe.
Selain virus corona dan kemunduran ekonomi, Suga menghadapi berbagai tantangan lain, termasuk China, yang melanjutkan tindakan tegasnya di Laut China Timur. Suga juga harus memutuskan mengenai Olimpiade Tokyo, yang terpaksa diundur hingga musim panas mendatang karena virus corona. Ia juga harus membangun hubungan baik dengan siapapun yang menang dalam pemilihan presiden AS. [uh/ab]