Janda pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, Rabu (6/3) menyerukan agar warga Rusia melakukan protes pada hari pemilihan terhadap Presiden Vladimir Putin dengan membentuk antrean-antrean panjang di luar tempat pemungutan suara (TPS).
Yulia Navalnaya telah berjanji untuk melanjutkan pekerjaan suaminya dan menentang Kremlin setelah kematian Navalny bulan lalu di koloni penjara Arktik.
Dalam sebuah video di YouTube, Navalnaya mendukung inisiatif untuk mencoba membebani TPS-TPS dalam pemilu nasional bulan ini, di mana Putin akan mendapatkan masa jabatan enam tahun lagi sebagai presiden.
"Kita harus pergi ke tempat pemungutan suara pada satu hari dan waktu yang sama: 17 Maret pukul 12.00. Apa yang harus dilakukan selanjutnya? Anda boleh memilih. Anda bisa memilih kandidat mana pun kecuali Putin. Anda bisa merusak surat suara Anda. Anda bisa menulis 'Navalny' dengan huruf besar,” kata Yulia Navalnaya dalam video di YouTube.
Dia menyebut pemungutan suara pada 15-17 Maret itu sebuah "kepalsuan" dan mengatakan jelas bahwa Putin akan "menciptakan hasil apa pun yang diinginkannya".
Navalny juga mendukung gagasan tersebut – yang oleh penyelenggara disebut sebagai “tengah hari melawan Putin” – di salah satu postingan media sosial terakhirnya dari penjara sebelum dia meninggal.
Navalnaya pada hari Rabu mengatakan dia mendapat harapan dari ribuan orang yang telah mengunjungi makam Navalny dengan membawa bunga dan penghormatan sejak pemakamannya Jumat lalu.
Menyebut mereka sebagai “orang-orang yang paling berani dan paling jujur di negara kita”, ia mengatakan bahwa dukungan tersebut membuktikan adanya penolakan yang signifikan terhadap Kremlin di Rusia. “Kami banyak dan kami kuat,” katanya.
Kremlin telah mengancam para pelayat Navalny dengan penangkapan berdasarkan undang-undang antiprotes yang ketat di Moskow.
Ratusan orang ditahan saat meletakkan bunga dan plakat di lokasi-lokasi peringatan darurat pemimpin oposisi itu di seluruh Rusia.
Polisi di Moskow sejak itu menangkap sedikitnya lima orang yang menghadiri pemakaman Navalny atau mengunjungi makamnya, kata kelompok HAM OVD-Info. [ab/uh]