Sejumlah diplomat terkemuka Amerika Serikat (AS) di Rusia pada Jumat (1/3) memberikan penghormatan pada pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny. Mereka mengatakan bahwa Navalny “tetap menjadi contoh yang luar biasa tentang apa yang bisa dan harus dilakukan Rusia.”
Duta Besar AS untuk Rusia, Lynne Tracy, pergi ke gereja Moskow tempat upacara pemakaman diadakan dan meletakkan mawar merah di sebuah tempat penghormatan di luar gereja. Pihak berwenang Rusia hanya mengizinkan kerabat dan teman dekat masuk ke dalam gereja. Ia didampingi oleh duta besar dari Jerman dan Prancis, serta banyak diplomat lainnya.
Mary Glantz, penjabat direktur Pusat Rusia dan Eropa di Institut Perdamaian AS mengatakan kepada VOA bahwa dia takjub dengan banyaknya orang yang hadir pada pemakaman dan penguburan Navalny. Padahal, ada penindakan keras terhadap perbedaan pendapat sejak Rusia menginvasi Ukraina dua tahun lalu.
“Namun, Anda bisa melihat setidaknya ribuan orang mengantre berkilo-kilometer di sepanjang jalan menuju pemakaman tempat dia dimakamkan. Dan mereka meneriakkan segala hal mulai dari, 'Kami tidak takut,' hingga 'Tidak ada perang!', yang sangat mengejutkan, karena hal tersebut merupakan tindakan ilegal di Rusia.”
Setidaknya 45 orang ditahan pada Jumat (1/3) karena memberikan penghormatan kepada Navalny di beberapa kota besar dan kecil, menurut kelompok pemantau OVD-Info. Para ahli mengatakan pihak berwenang Rusia memiliki video pengawasan yang ekstensif dan memperkirakan mungkin akan ada lebih banyak penangkapan dalam beberapa hari dan minggu mendatang.
Setelah terlebih dahulu menghalangi para pelayat memasuki Pemakaman Borisovo di Moskow, beberapa orang akhirnya diizinkan masuk. Peti mati Navalny diturunkan ke dalam kuburan diiringi lagu "My Way" yang dipopulerkan oleh Frank Sinatra.
Kerumunan massa pada Jumat di Moskow adalah demonstrasi terbesar di Rusia sejak negara itu menginvasi Ukraina. Beberapa orang Rusia meneriakkan, “Hentikan perang!” dan “Bawa pulang tentara.”
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menolak berkomentar mengenai Navalny sebagai tokoh politik. Namun dia mengatakan, “Pertemuan tanpa izin akan melanggar hukum. Jadi, siapa pun yang ikut di dalamnya akan dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku.”
Tim Navalny telah meminta para pendukungnya untuk meletakkan bunga atau karangan bunga di kota-kota mereka di seluruh negeri pada pukul 19.00 waktu setempat.
Glantz mengatakan dia melihat foto-foto kejadian tersebut, dan seruan Navalny di seluruh negeri itulah yang membuat Putin sangat takut padanya. Dia juga mempertanyakan waktu kematian mendadak Navalny dalam tahanan di penjara Arktik yang keras, dan mengatakan dia yakin Putinlah yang membunuh Navalny.
“Jadi, menarik bahwa dia [Putin] memilih melakukan hal ini tepat sebelum pemilu untuk menciptakan seorang martir saat itu juga,” katanya.
Rusia menyangkal bahwa negaranya bertanggung jawab atas kematiannya. Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan diplomat tinggi lainnya mengatakan mereka menganggap Putin bertanggung jawab, karena Navanly diracun di Rusia setidaknya dua kali dan berada dalam tahanan Rusia ketika dia tiba-tiba meninggal.
Rusia mengadakan pemilihan presiden pada bulan ini, dan Putin hampir pasti akan menang karena semua kandidat oposisi yang sebenarnya telah dipenjara atau dilarang atau sudah meninggal. Putin telah berkuasa di Rusia, baik sebagai presiden atau perdana menteri, sejak 2000.
Janda Navalny, Yulia Navalnaya, yang tinggal di luar negeri, telah mengambil alih kepemimpinan oposisi terhadap Putin. Glantz mengatakan dia akan menjadi lawan yang tangguh bagi Putih.
“Saya telah mendengar dari orang-orang yang pernah bekerja dengan Navalnaya bahwa dia sangat mampu dan mereka adalah tim. Namun, mereka adalah tim di mana dia sengaja menaruh cahayanya di bawah keranjang agar Navalny bisa bersinar lebih terang,” kata Glantz.
Baik Navalnaya, kedua anaknya, maupun saudara laki-laki Alexey tidak dapat menghadiri pemakaman karena khawatir akan penangkapan dan penahanan. Namun, Yulia Navalnaya mengunggah pesan emosional kepada suaminya. Dalam pesannya, dia berterima kasih kepada Navalny atas “kebahagiaan selama 26 tahun.” [ft/ah]