Paket baru bantuan senjata AS akan berdampak di medan tempur di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Selasa (14/5). Ia mengatakan itu dalam kunjungannya ke Kyiv, saat pasukan Ukraina menghadapi kemunduran di garis depan setelah penundaan bantuan AS yang berkepanjangan.
Washington pada akhir April akhirnya meloloskan legislasi untuk memberikan bantuan bagi Ukraina, yang tertunda berbulan-bulan karena tentangan dari beberapa anggota fraksi Republik di Kongres AS. Sementara itu, Rusia memanfaatkan keunggulan senjata mereka untuk melancarkan serangan.
“Dalam waktu dekat, bantuan itu kini dalam perjalanan, sebagian telah tiba dan sebagian lainnya menyusul,” kata Blinken dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. “Dan ini akan berdampak nyata dalam menghadapi agresi Rusia yang terus berlangsung di medan tempur.”
Zelenskyy memuji bantuan “penting” AS, dan berterima kasih atas dukungan bipartisan di Washington. Ia mengatakan kekurangan terbesar Ukraina sekarang adalah dalam pertahanan udara. Ia mengatakan kepada Blinken bahwa Kyiv membutuhkan dua baterai pertahanan udara Patriot untuk Kharkiv, kawasan di timur laut yang digempur oleh serangan udara Rusia.
“Warga sipil, pejuang, semuanya... mereka di bawah gempuran rudal Rusia,” kata Zelenskyy.
Presiden Ukraina itu mengatakan ia juga ingin mendiskusikan jaminan keamanan dengan AS, serta meminta Blinken agar menggalang dukungan dari lebih banyak lagi negara dalam KTT perdamaian yang akan berlangsung di Swiss pada bulan Juni.
Ukraina memukul mundur pasukan Rusia dari pinggiran kota Kyiv dan merebut kembali sebagian besar wilayah yang diduduki pada tahun pertama setelah invasi Rusia tahun 2022.
Tetapi ofensif balasan yang diluncurkan Ukraina pada 2023 mengalami kegagalan, dan dalam beberapa bulan belakangan ini, Moskow mencapai kemajuan yang lambat tapi pasti di garis depan. Kyiv mengatakan berharap komitmen baru mengenai senjata dari Barat akan memungkinkan Ukraina mengambil inisiatif lagi di medan tempur dan merebut kembali seperlima wilayahnya yang masih diduduki Rusia.
“Kami sama-sama bertekad bahwa seiring waktu, Ukraina tetap berdiri kokoh: secara militer, ekonomi, demokrasi,” kata Blinken. “Ukraina yang kuat, sukses, berkembang dan bebas merupakan teguran terbaik bagi Putin.” [uh/ns]