Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan berpidato di hadapan para anggota Senat AS pada Selasa (5/12), di tengah-tengah desakan Gedung Putih terhadap Kongres agar segera menyetujui dana baru untuk membantu Ukraina dalam perlawanannya menghadapi invasi Rusia.
Pemimpin partai mayoritas di Senat Chuck Schumer mengatakan Zelenskyy diundang untuk berbicara melalui video dalam pengarahan tertutup “sehingga kami dapat mendengar langsung darinya apa persisnya yang dipertaruhkan” sewaktu para anggota parlemen memberikan suara mengenai rancangan undang-undang yang mencakup miliaran dolar bantuan untuk Ukraina.
Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Shalanda Young memperingatkan dalam sepucuk surat kepada para pemimpin Kongres hari Senin bahwa pada akhir tahun ini, AS tidak akan lagi memiliki dana untuk mengirimkan senjata dan bantuan untuk Ukraina. Ukraina “tidak akan dapat terus bertempur,” kata Young. Ia mengatakan AS telah kehabisan uang untuk menopang perekonomian Ukraina.
Pada Oktober lalu, pemerintahan Presiden Joe Biden meminta Kongres hampir $106 miliar guna mendanai rencana ambisius untuk Ukraina, Israel dan keamanan perbatasan AS.
Pendanaan bagi Ukraina menjadi kontroversi secara politik di kalangan anggota sayap kanan di Kongres yang didominasi tipis oleh partai Republik.
Young mengatakan dalam surat yang dirilis Gedung Putih, pemangkasan dana dan arus senjata ke Ukraina kemungkinan besar akan menguntungkan Rusia di medan tempur.
Uni Eropa-Ukraina
Sementara itu utusan diplomatik dari 27 negara anggota Uni Eropa akan bertemu hari Selasa untuk mulai membahas peluncuran pembicaraan keanggotaan Uni Eropa dengan Ukraina, kata para pejabat dan diplomat.
Pertemuan tersebut menandai diawalinya persiapan ke-27 negara itu bagi pertemuan puncak para pemimpin blok tersebut pada 14-15 Desember. KTT itu juga akan membahas dan memutuskan tentang prospek integrasi Uni Eropa untuk Ukraina, Moldova, Georgia, Bosnia dan lain-lainnya.
BACA JUGA: Pendanaan AS untuk Ukraina Mungkin akan Segera BerakhirPM Hongaria Viktor Orban telah meminta agar upaya menjadi anggota Uni Eropa tidak masuk agenda pembahasan dalam KTT mendatang.
Dalam surat yang ia kirim ke Presiden Dewan Eropa Charles Michel, yang akan memimpin KTT di Brussels, Orban menegaskan bahwa suatu “pembahasan strategis” diperlukan lebih dulu untuk membahas masa depan Ukraina di blok itu. Ia juga memperingatkan bahwa memaksakan suatu keputusan akan menghancurkan persatuan Uni Eropa.
Orban, yang dianggap luas sebagai salah seorang sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin di Eropa, bersikukuh bahwa Ukraina “masih jauh” untuk menjadi anggota Uni Eropa.
Ia menulis bahwa para pemimpin Uni Eropa “harus menghindari skenario kontraproduktif ini demi persatuan, aset kita yang paling penting.” Ia tidak mengatakan secara eksplisit bahwa Hongaria akan memveto setiap langkah untuk memulai pembicaraan keanggotaan dengan Ukraina, tetapi ancaman itu tersirat dalam suratnya.
Keputusan terkait keanggotaan Uni Eropa dan anggaran jangka panjang Uni Eropa, yang mencakup bantuan $54,1 miliar untuk Kyiv, hanya dapat dilakukan berdasarkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh 27 negara anggota. [uh/ab]