Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membuka Forum Industri Pertahanan Ukraina yang pertama pada Sabtu (30/9). Forum itu bertujuan mengembangkan industri pertahanan domestik melalui kemitraan dengan produsen Barat agar Ukraina bisa memproduksi persenjataannya sendiri.
Produsen senjata dari lebih 30 negara menghadiri dan membahas bagaimana caranya bermitra dengan Ukraina untuk membangun dan memperbaiki senjata di negara, bahkan saat berada dalam gempuran terus-menerus oleh Rusia.
BACA JUGA: Tok! DPR AS Loloskan RUU Anggaran untuk 45 Hari, "Government Shutdown" BatalDalam pidato rutin malam hari, Zelenskyy menggambarkan Forum Industri Pertahanan pertama itu sebagai "sangat sukses."
Hal itu menggambarkan ketertarikan para produsen senjata untuk "bekerja di Ukraina dan dengan Ukraina dalam memproduksi persenjataan dan segala hal yang diperlukan untuk pertahanan nyata bagi negara bebas manapun," kata Zelenskyy.
Zelenskyy mengatakan dia berharap bisa menjadikan Ukraina sebagai pusat industri militer.
"Negara kami akan menjadi salah satu produsen persenjataan dan sistem pertahanan terkemuka. Dan ini tidak hanya sekadar ambisi atau prospek, ini potensi yang sedang direalisasikan," ujarnya.
"Ukraina sedang dalam fase maraton pertahanan yang sangat penting untuk terus maju tanpa berjalan mundur. Hasil dari garis depan diperlukan setiap harinya," kata Zelenskyy kepada para perwakilan dari lebih dari 250 produsen senjata Barat.
BACA JUGA: Putin Perintahkan Eks Komandan Wagner Ambil Alih 'Unit Sukarelawan' di UkrainaDia mengatakan bahwa pertahanan udara dan penghapusan ranjau adalah prioritas utamanya. Pada saat yang sama, dia ingin meningkatkan produksi rudal, drone, dan amunisi artileri dalam negeri.
Sejumlah eksekutif perusahaan yang hadir mengatakan mereka berjuang untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan Ukraina.
Para pejabat Ukraina juga memandang pengembangan produksi pertahanan sebagai pendorong ekonomi, yang menyusut sekitar sepertiga pada tahun lalu akibat perang. [ft/ah]
Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari Reuters dan the Associated Press