Atribut berlogo atau simbol Islamic State in Iraq and Sham atau ISIS tampak menghiasi sejumlah lokasi di Solo selama satu bulan ini hingga Selasa pagi (5/8). Salah satunya di dekat Jalan Veteran atau yang dulu menjadi lokasi penggerebekan densus anti teror dan penembakan kelompok teroris Farhan cs tahun 2012 silam. Di lokasi tersebut, tampak gambar bendera mirip simbol ISIS ada 3 disertai tulisan Indonesians Support Islamic State. Belum diketahui siapa yang menggambar dan menulis tersebut. Selain di lokasi ini, juga ada simbol ISIS di perbatasan Solo –Sukoharjo, Kawasan Tanjung anom. Bahkan Bendera ISIS sempat berkibar di kawasan Pasar Kliwon Solo.
Selain atribut ISIS itu, juga beredar selebaran berjudul Daulah Islamiyyah lengkap dengan gambar bendera ISIS. Di selebaran tersebut juga tertulis berbagi argumen pembentukan Negara Islam atau Daulah Islammiyah. Selebaran tersebut berlamat di Kartasura Sukoharjo. Maraknya atribut dan logo ISIS membuat polisi di Solo bergerak. Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan atau INTELKAM Polresta Solo, Komisaris Polisi Muhammad Fachruddin, menganjurkan atribut dan logo ISIS di Solo dicopot atau dihapus. Menurut Fachruddin, Polisi juga menemukan singkatan ISIS diplesetkan dengan kata yang mirip Negara Islam Indonesia atau NII.
Pemerintah, Senin kemarin (4/8) menyatakan organisasi ISIS dengan segala ideologi Khilafah atau Negara Islam dan aktifitasnya dilarang di Indonesia. Berbagai logo dan atribut ISIS di Solo pun mulai dicopoti atau dihapus, Selasa siang (5/8).
Dari pantauan di lokasi tersebut, logo bendera ISIS hitam dengan tulisan huruf arab sudah dicat penuh warna putih.
Sebagaimana diketahui, Kelompok yang menyatakan diri sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mendeklarasikan kekhalifahan baru itu menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperluas pengaruhnya di Irak. Gerakan pimpinan Abu Bakr Al-Baghdadi itu juga membunuh para warga sipil maupun militer dan ulama yang berseberangan dengan ideologi mereka.