Petugas kejaksaan di Azerbaijain menggerebek kantor-kantor media yang didanai pemerintah Amerika hari Jumat, dengan mengatakan mereka memiliki perintah pengadilan untuk menutup fasilitas tersebut.
Radio Free Europe/Radio Liberty menyatakan sedikitnya 10 petugas kejaksaan yang didukung polisi bersenjata memasuki kantor biro mereka di ibukota Azerbaijan, Baku.
Media tersebut memuat foto yang memperlihatkan sekitar 20 stafnya ditahan di kantor sementara pihak berwenang menggeledah sekitar tempat itu.
RFE/RL mengutip para petugas yang mengatakan penyelidikan itu terkait dengan investigasi yang tengah berlangsung terhadap radio itu sebagai entitas yang didanai asing.
Foto-foto dari RFE/FL memperlihatkan lemari-lemari kantor di sana dibuka dan peralatan kantor berserakan di lantai.
Kejaksaan menyampaikan kepada kantor berita Associated Press bahwa penggeledakan itu dilakukan menyelidiki apa yang disebutnya “kejahatan besar”, tetapi tidak merincinya lebih lanjut.
Pemimpin redaksi RFE Nenad Pejic menyebut penggerebekan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap komitmen dan standar internasional yang telah dijanjikan akan ditegakkan Azerbaijan.”
Dia mengatakan kepada VOA bahwa para petugas kantor kejaksaan mengambil sejumlah dokumen dari kantor tersebut dan menanyai beberapa staf Radio Azadliq sampai Jumat sore.
Media penyiaran tersebut tidak diberitahu mengapa ditarget.
Pejic mengatakan tindakan itu tidak mengejutkan untuk pemerintah yang telah menunjukkan sikap yang semakin bermusuhan dengan media. Sedikitnya 200 wartawan dipenjara setiap tahun dalam tiga tahun terakhir.
Jeff Shell, ketua Dewan Gubernur Penyiaran AS, yang mendanai RFE/RL menyerukan agar pemerintah Azerbaijan memperbolehkan biro itu buka kembali.