Tautan-tautan Akses

43 Tahun Lalu, Richard Nixon Mundur


Dalam arsip foto 15 Maret 1973, Presiden Nixon berbicara di konferensi pers di Gedung Putih. Ia mengatakan bahwa tidak akan membiarkan penasihat hukumnya John Dean untuk memberi kesaksian di Capitol Hill dalam rangka penyelidikan kasus Watergate. (Foto:dok)
Dalam arsip foto 15 Maret 1973, Presiden Nixon berbicara di konferensi pers di Gedung Putih. Ia mengatakan bahwa tidak akan membiarkan penasihat hukumnya John Dean untuk memberi kesaksian di Capitol Hill dalam rangka penyelidikan kasus Watergate. (Foto:dok)

Hampir 43 tahun yang lalu, Presiden Amerika dari partai Republik, Richard Nixon mengundurkan diri dari jabatannya karena tersangkut Skandal Watergate. Ia adalah satu-satunya presiden Amerika yang mengundurkan diri dari jabatannya.

Watergate adalah nama sebuah kompleks apartemen mewah di kota Washington, dimana terdapat markas partai Demokrat untuk kampanye pemilihan Presiden. Nixon mengundurkan diri satu setengah tahun setelah memulai masa jabatannya yang kedua, ketika sedang berlangsung usaha untuk memakzulkannya.

Tanggal 8 Agustus tahun 1974, Presiden Nixon secara resmi mengumumkan keputusan untuk mengundurkan diri dalam sebuah pidato yang disampaikannya ke seluruh negara.

“Dalam kemelut panjang dan sulit menyangkut peristiwa Watergate, saya berusaha keras untuk menyelesaikan masa jabatan saya yang kedua. Tapi dalam beberapa hari terakhir ini, jelas bahwa saya tidak lagi mendapat dukungan yang cukup dalam Kongres untuk melanjutkan tugas ini.”

Kepala negara Amerika yang ke-37 itu dituduh terlibat dalam pembobolan kantor kampanye lawannya dari partai Demokrat yang terletak di kompleks gedung Watergate pada tahun 1972. Pemilihan Presiden setahun kemudian dimenangkan oleh Nixon untuk kedua kalinya.

Tapi suara-suara keras dari Kongres dan rakyat Amerika yang terus terus merasa terganggu dengan berbagai usaha untuk menutup-nutupi skandal itu akhirnya memaksa Nixon untuk mundur.

“Saya bukanlah orang yang suka meninggalkan tugas. Melepaskan jabatan sebelum waktunya sangat berlawanan dengan segenap hati nurani saya. Tapi sebagai Presiden, saya harus mengedepankan kepentingan rakyat Amerika.”

Kata Presiden Nixon lagi, Amerika memerlukan seorang Presiden dan Kongres yang bekerja penuh waktu tanpa diganggu masalah yang disebutnya sebagai peristiwa Watergate itu.

“Khususnya pada waktu ini, dengan berbagai masalah yang kita hadapi di dalam dan di luar negeri. Karena itu, saya akan mengundurkan diri dari jabatan Presiden mulai jam 12 besok siang. Wakil Presiden Ford akan diambil sumpahnya pada waktu itu sebagai Presiden baru.”

Tiga bulan setelah mengundurkan diri, Presiden Nixon masih terus diganggu oleh berbagai isu dan tuduhan bahwa ia terlibat korupsi untuk menguntungkan dirinya sendiri. Ketika berbicara dimuka sekumpulan wartawan Associated Press dalam sesi tanya jawab yang disiarkan lewat televisi, Nixon mengatakan:

“Saya memang telah membuat beberapa kesalahan. Tapi dalam seluruh kehidupan politik saya, saya tidak pernah mengambil keuntungan dari jabatan saya. Setiap sen saya peroleh dengan jujur. Saya ingin seluruh rakyat mengetahui bahwa presiden mereka bukan penjahat. Saya bukan penjahat!.”

Satu tahun setelah Nixon mundur, Presiden Gerald Ford penggantinya berkunjung ke Indonesia dimana ia dilaporkan memberikan lampu hijau kepada mendiang Presiden Suharto untuk menyerbu dan mengambil-alih Timor Timur.

Pemerintah Amerika pada waktu itu khawatir bahwa perang Vietnam yang sedang berkecamuk kemungkinan tidak akan bisa dimenangkan, dan apabila Vietnam jatuh ke tangan komunis, maka seluruh kawasan Asia Tenggara kemungkinan akan menyusul. Pemerintahan Suharto menggunakan dalih bahwa pemberontak Fretilin di Timor Timur sedang berusaha mendirikan negara komunis.(II)

XS
SM
MD
LG