Korea Utara berjanji pada hari Senin (7/8) untuk bertahan dalam program pengembangan senjata nuklirnya, menolak seruan masyarakat internasional untuk mengekang tindakan militernya yang agresif.
Misi Korea Utara di PBB berpendapat bahwa sanksi baru PBB karena uji misilnya itu adalah "pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatannya," sementara media pemerintah mengklaim bahwa sanksi baru itu adalah hasil rencana kejam AS untuk mengisolasi dan mencekik negara komunis tersebut.
Korea Utara mengatakan pada sebuah konferensi keamanan regional di Manila bahwa pengembangan senjata nuklir atau rudal balistiknya tidak bisa ditawar, dan mengatakan bahwa pihaknya akan memberi Amerika Serikat "pelajaran berat" dengan kekuatan nuklir strategis jika Washington mengambil tindakan terhadap negara itu.
Pyongyang mengatakan bahwa negara nya adalah negara yang bertanggung jawab dan tidak bermaksud untuk mengancam negara manapun selain Amerika Serikat dan mereka yang bergabung dengan Washington dalam tindakan militer.
Tapi Korea Utara sesumbar bahwa uji coba rudal terbarunya pada akhir Juli menunjukkan kepada dunia bahwa "seluruh daratan utama AS berada dalam jangkauan tembak kami."
Tanggapan Korea Utara terhadap sanksi PBB ini muncul saat Menlu AS Rex Tillerson mengatakan langkah terbaik yang bisa dilakukan Pyongyang untuk menunjukkan kesiapannya berdialog adalah dengan menghentikan uji misilnya. [as]