Para mahasiswa Iran dalam pertemuan dengan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan kecaman keras mengenai arah negara itu, demikian laporan media Iran, Selasa (29/5). Ini adalah pembicaraan yang terus-terang dan jarang terjadi, yang menunjukkan keprihatinan yang dirasakan oleh banyak kalangan atas mundurnya pemerintahan Trump dari persetujuan nuklir dengan Teheran dan ekonomi Iran yang terpuruk.
Seorang mahasiswa menyampaikan daftar masalah yang dihadapi oleh Iran dan menanyakan langsung kepada Khamenei, yang dipandang oleh golongan berhaluan keras sebagai wakil Tuhan, bagaimana pemimpin itu menanggapi berbagai masalah tersebut.
Sekalipun keprihatinan biasanya disampaikan dalam pertemuan tahunan yang diadakan oleh Khamenei pada bulan puasa Ramadan, kenyataan bahwa kecaman-kecaman ini mendapat perhatian yang diberitakan luas oleh media Iran yang dibatasi dengan ketat, menunjukkan bahwa keadaan di Iran sangat memprihatinkan.
Dalam pertemuan dengan Khamenei, Senin (28/5), seorang mahasiswi, Sahar Mehrabi membacakan pidato di mana dia menyampaikan contoh banyak krisis yang sedang dihadapi negara.
Di antara contoh-contoh tersebut, dia mengemukakan “ketidaksetaraan sistematis yang meningkat dalam tingkat-tingkat sosial Iran, penurunan kepercayaan umum dan peningkatan krisis lingkungan dan daeah-daerah kumuh.” Dia juga menyebut pengangguran yang tinggi, tantangan yang dihadapi oleh golongan minoritas dan cara unsur berhaluan keras dalam lembaga kehakiman dan keamanan Iran “merekayasa kasus-kasus keamanan dengan secara keterlaluan” untuk menyerang para aktivis. [gp/lt]
