Pembatalan mendadak pembicaraan tingkat tinggi antara Amerika dan Korea Utara menunjukkan perundingan denuklirisasi antara Washington dan Pyongyang sudah mengalami kebuntuan, demikian kata para pakar.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dijadwalkan bertemu dengan Kim Yong Chol, wakil ketua dari Komite Sentral Korea Utara di New York pada minggu lalu. Tetapi pertemuan itu secara tiba-tiba dibatalkan pada saat-saat terakhir.
Dubes Amerika untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan Kamis (8/11), Pyongyang membatalkan pertemuan itu, yang rencananya akan membahas mengenai rencana KTT kedua antara Donald Trump dan Kim Jong Un.
“Saya rasa pembicaraan ini akan dijadwalkan kembali,” kata Haley. “Dan ini tidak mengubah fakta bahwa KTT masih dijadwalkan untuk presiden dan Kim bertemu setelah hari pertama tahun baru.”
Setelah pembatalan itu, Trump mengatakan, “Kami akan melakukannya pada tanggal lain.” Dan, “kami senang dengan proses dengan Korea Utara. Kami rasa, kami OK. Kami tidak terburu-buru.”
Meskipun ada jaminan ini dari pemerintahan Trump, pakar tetap skeptis.
“Saya rasa ini bukan sekedar masalah penjadwalan,” kata Robert Manning, peneliti senior di Atlantic Council. “Proses perundingan sepertinya menemui jalan buntu.”
Juga Evans Revere, mantan pejabat Deplu Amerika yang pernah berunding dengan Korea Utara berpendapat, perundingan yang dibatalkan biasanya menunjukkan adanya kebuntuan seputar denuklirisasi karena perbedaan semakin besar antara Washington dan Pyongyang. [jm]