Natal 2018 akan menjadi hari kesedihan di desa kecil San Antonio Secortez di Guatemala. Pada hari itu, Jakelin Caal, usia tujuh tahun, dimakamkan.
Jakelin meninggal awal bulan ini dalam tahanan Patroli Bea Cukai dan Perbatasan Amerika setelah menyeberang ke Amerika bersama ayahnya, Nery. Mereka adalah bagian dari kafilah migran Amerika Tengah.
Peti mati kecil putih Jakelin tiba di Bandara di Guatemala City hari Minggu dan dibawa sejauh 354 kilometer ke utara ke desa miskin itu.
Di antara balon putih dan bunga di sekitar peti mati itu adalah pesan dalam tulisan tangan kepada Presiden Guatemala Jimmy Morales, "Kami meminta Anda menyediakan pekerjaan, listrik, air bersih, jalan supaya kami tidak harus bermigrasi."
Nery Caal memasuki Amerika dengan harapan mendapat pekerjaan, yang tidak ada di sebagian besar Guatemala.
Masih belum jelas penyebab Jakelin jatuh sakit.
Petugas Amerika mengatakan, kemungkinan ia kekurangan makan dan minum sebelum tiba di perbatasan Amerika.
Pengecam kebijakan imigrasi Amerika menunjuk kematian Jakelin sebagai contoh perlakuan keras yang bisa dialami banyak migran ketika mereka melintasi perbatasan Amerika.
Presiden Donald Trump mengatakan semua imigran dipersilakan datang ke Amerika tetapi harus secara legal. [ka]