Militer Rusia hari Rabu (26/12) mengecam serangan udara Israel dekat ibukota Suriah, dan mengatakan serangan itu membahayakan penerbangan-penerbangan sipil.
Juru bicara Kementrian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan hari Rabu, enam jet F-16 Israel meluncurkan serangan “provokatif” sewaktu dua pesawat sipil sedang bersiap-siap untuk mendarat di Damaskus dan Beirut, dan membahayakan pesawat-pesawat sipil itu.
Konashenkov mengatakan, militer Suriah tidak sepenuhnya menggunakan aset pertahanan udaranya untuk menghindari kemungkinan pesawat-pesawat penumpang itu terkena serangan. Ia menambahkan, petugas pengontrol lalu-lintas udara Suriah mengalihkan pesawat-pesawat yang menuju Damaskus itu ke pangkalan udara Rusia di Hemeimeem, di provinsi pesisir Latakia, Suriah.
Konashenkov menjelaskan, pasukan pertahanan udara Suriah menembak jatuh 14 dari 16 rudal yang ditembakkan oleh jet-jet Israel, sementara dua rudal lainnya menghantam gudang militer Suriah, tujuh kilometer di barat Damaskus, dan melukai tiga tentara Suriah.
Kementrian LN Israel menolak memberi komentar.
Tidak jelas apakah militer Suriah menggunakan sistem rudal pertahanan udara canggih S-300 yang dikirim oleh Rusia Oktober lalu, untuk meningkatkan pertahanan udaranya.
Langkah itu menyusul jatuhnya pesawat pengintai Rusia 17 September lalu oleh pasukan Suriah, yang sedang menanggapi serangan udara Israel, sebuah insiden yang menegangkan hubungan antara Rusia dan Israel yang sebelumnya hangat.
Secara luas diyakini selama ini Israel berada di balik serangkaian serangan udara yang menarget pasukan Iran dan Hezbollah yang bertempur membela pemerintahan Presiden Assad di Suriah. (ps/ab)