Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Senin (4/2) membantah telah ikut mencampuri urusan dalam negeri dan proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia. Pernyataan ini disampaikan lewat serangkaian cuitan di Twitter lewat akun Kedutaan Besar Rusia di Indonesia menanggapi publikasi di media massa yang memberitakan pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo di Kota Surabaya, Jawa Timur, hari Sabtu (2/2).
Lebih jauh digarisbawahi bahwa “posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia, yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami.”
Jokowi : Ada Tim Sukses Siapkan Propaganda Rusia
Pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta ini menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dalam deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu lalu (2/2).
“Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda, yang namanya propaganda Rusia, yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan fitnah, semburan-semburan dusta, semburan-semburan hoaks. Ini yang harus segera diluruskan oleh bapak ibu sebagai intelektual-intelektual,” ujar Jokowi di hadapan ribuan massa.
Belum lagi menjelaskan tim sukses mana yang dimaksud atau merinci “propaganda Rusia” seperti apa yang digunakan, sehari kemudian Joko Widodo kembali menyebut keberadaan “konsultan asing” dalam kampanye di Karanganyar, Jawa Tengah.
“Yang dipakai konsultan asing. Nggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, nggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak, membuat rakyat takut, nggak peduli. Konsultannya konsultan asing. Terus yang antek asing siapa?," kata Jokowi di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2).
Selain soal “propaganda Rusia” dan “konsultan asing,” Jokowi juga menyampaikan penjelasan tentang serangan yang kerap menerpa dirinya dan pemerintahannya. Antara lain beberapa pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tentang “antek asing,” prediksi Indonesia akan bubar, selang cuci darah di RSCM yang dipergunakan pasien hingga 40 kali, hingga soal aksi kekerasan terhadap Ratna Sarumpaet.
VOA masih berupaya mendapatkan tanggapan dari Badan Pemenanganan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno tentang pernyataan-pernyataan ini. [em]