Dukungan para alumni sejumlah perguruan tinggi dan sekolah di Surabaya dan kota-kota di Jawa Timur, kepada pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin, disampaikan dalam “Manifesto Forum Alumni Jawa Timur #01.” Beberapa poin penting manifesto dukungan itu berupa harapan akan kondisi Indonesia yang semakin maju, adil, makmur dan sejahtera. Dalam orasinya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang merupakan alumni SMA Negeri 5 dan Institut Teknonogi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mengajak ribuan alumni yang hadir untuk mendukung pemimpin Indonesia yang telah terbukti mampu bekerja, untuk melanjutkan upaya memajukan dan menyejahterakan Indonesia.
“Sudah dibuktikan, kita memilih pemimpin yang bisa bekerja, bukan pemimpin yang banyak omong. Bapak Ibu sekalian, mari kita buktikan, kita akan menjadi sejarah, dimana rakyat Indonesia akan menjadi lebih sejahtera dengan kita bersatu seluruh Indonesia dengan berbagai warna, mulai biru, putih, kuning, merah, kita bersatu untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera dengan memilih nomor (dijawab : satu, Jokowi),” ujar Tri Rismaharini
Berbagai isu dan persoalan juga disuarakan yakni kesetaraan gender, pemberian kesempatan yang sama pada kelompok disabilitas, isu pendidikan, pengelolaan sumber daya alam, hingga ekonomi. Isu-isu ini disampaikan secara bergantian oleh alumni berbagai kampus di Jawa Timur, antara lain Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Katolik Widya Mandala, serta berbagai perwakilan alumni lainnya.
Wuri Handayani, mewakili penyandang disabilitas mendorong semua masyarakat mengawal peningkatan kualitas pendidikan, termasuk bagi para penyandang disabilitas, setelah pemerintah mengeluarkan Undang-Undang nomor 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas.
“Kita tetap mengawal nol satu untuk memberikan kesetaraan, dan memberikan hak pendidikan yang inklusif kepada penyandang disabilitas, itu yang harus kita kawal bersama,” ujar Wuri.
Pada kesempatan ini, Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintahannya yang akan mengutamakan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa dan negara, sehingga Indonesia semakin menjadi negara yang diperhitungkan di dunia. Setelah menggenjot pembangunan infrastruktur, target berikutnya ujar Jokowi adalah pembangunan SDM.
“Tahun ini memulai yang namanya pembangunan sumber daya manusia (SDM), yang juga akan kita lakukan secara besar-besaran, baik di tingkat vokasional, di tingkat SMA-SMK, dan juga politeknik, di tingkat menengah, dan juga kita akan sekolahkan, yang sudah S-1 jadi S-2, yang sudah S-2 jadi S-3, dan seterusnya. Sehingga, kompetisi antar negara ini membutuhkan SDM-SDM yang tangguh, SDM-SDM yang unggul, SDM-SDM yang memiliki kualitas yang baik,” ujar Joko Widodo.
Joko Widodo juga mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama alumni perguruan tinggi yang merupakan kaum intelektual, untuk melawan berbagai upaya melemahkan rasa percaya diri bangsa, persatuan dan persaudaraan antar warga bangsa, melalui penyebaran berita bohong, fitnah, dan ujaran kebencian.
“Kita harus mendidik, memberikan edukasi kepada masyarakat, agar cara-cara berpolitik kita, kita bawa kepada cara-cara berpolitik yang penuh etika, cara-cara berpolitik yang penuh dengan tata krama, cara-cara berpolitik yang penuh dengan keadaban, cara-cara berpolitik yang penuh dengan sopan santun. Problemnya adalah, ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda yang namanya propaganda Rusia, yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan fitnah, yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan dusta, yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan hoaks, ini yang harus segera diluruskan oleh Bapak Ibu sekalian sebagai intelektual-intelektual, yang saya meyakini, yang saya meyakini, arek-arek Suraboyo itu pasti wani,” imbuh Joko Widodo. [pr/em]