Setelah memberi tahu wartawan bahwa dia tidak akan berkomentar tentang kontroversi keluarnya Inggris dari Uni Eropa, Presiden AS Donald Trump hari Kamis (14/3) justru melakukan hal yang sebaliknya.
Berdiri bersama Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar di Oval Office, Trump menyatakan bahwa Brexit "telah mencabik-cabik banyak negara."
Presiden mengatakan dia telah memberi tahu Perdana Menteri Inggris Theresa May bagaimana cara merundingkan keluarnnya Inggris dari UE, tetapi " ia tidak mau mendengar nasihat itu."
Seorang reporter menanyakan apakah perlu diadakan referendum kedua tentang Brexit di Inggris, Trump menjawab itu tidak mungkin dan "tidak adil bagi orang-orang yang menang."
Pada tahun 2016, warga Inggris yang ingin tetap di UE kalah tipis oleh orang-orang yang ingin meninggalkan Uni Eropa, baik secara politik dan ekonomi.
Trump juga memperingatkan tarif yang diterapkan pada UE jika pembicaraan perdagangan dengan Amerika Serikat gagal.
Campur tangan Trump dalam masalah Brexit sangat disambut baik, menurut analis pro-Brexit Niles Gardiner, yang pernah bekerja untuk Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dulu.
Parlemen Inggris akan memberikan suara hari Kamis untuk penundaan Brexit, yang dijadwalkan berlangsung 29 Maret.
Ini akan menjadi upaya ketiga Perdana Menteri Theresa May untuk meyakinkan anggota parlemen yang enggan mendukung rencananya untuk keluar dari UE. (rw/ii)