Pasar global bergejolak setelah Presiden Donald Trump hari Minggu (5/5) mengancam menaikkan tarif terhadap China. Meskipun China telah mengindikasikan akan tetap datang ke perundingan perdagangan yang dijadwalkan Rabu di Washington, ketegangan yang meningkat antara kedua kekuatan itu mungkin menimbulkan dampak di luar perdagangan, sementara pemerintah Trump membutuhkan dukungan China dalam berbagai isu, termasuk berurusan dengan Korea Utara dan Iran.
Setelah pejabat-pejabat perdagangan Amerika bertemu rekan-rekan mereka dari China di Beijing pekan lalu, pejabat- pejabat China mengatakan delegasi mereka masih berencana melakukan perjalanan ke Washington untuk melanjutkan pembicaraan pada hari Rabu ini, meskipun Presiden Donald Trump mengancam menaikkan tarif.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, "Mengenai perundingan ekonomi dan perdagangan China-Amerika, kita semua tahu bahwa 10 putaran pembicaraan telah dilakukan dan kemajuan positif telah dicapai."
Hari Minggu, Trump menulis cuitan di Twitter - bahwa menjelang hari Jumat - ia akan menaikkan pajak impor dari 10% menjadi 25% terhadap produk-produk China bernilai 200 miliar dolar.
Amerika telah memungut bea 25% atas tambahan impor China bernilai 50 miliar dolar, sedangkan China menerapkan denda atas barang-barang Amerika bernilai 110 miliar dolar.
Cendekiawan Brookings Institution David Dollar mengatakan, “Menurut saya, presiden agak frustrasi karena perlu waktu untuk mencapai kesepakatan. Ia berusaha mendapat kesepakatan terbaik. Dan menurut saya, ia juga bermain demi kepentingannya, ia ingin orang melihat bahwa ia bersikap keras terhadap China. Jadi, kalau dicapai kesepakatan pekan ini, maka ia akan bisa mengatakan “saya mendapat kesepakatan terbaik, saya benar-benar keras terhadap mereka."
Cuitan Trump tampaknya memicu gejolak di pasar global, padahal investor selama ini sudah merasa resah akan perang dagang yang terjadi antara Amerika dan China. Kedua negara memiliki insentif ekonomi untuk mencapai kesepakatan, sehingga kedua pemimpin bisa bertemu kembali untuk upacara penandatanganan dalam beberapa bulan mendatang, seperti yang selama ini dispekulasikan.(ka)