Kampanye untuk memenangkan nominasi presiden dari Partai Demokrat dimulai minggu lalu di Miami dengan debat dua malam yang disiarkan oleh stasiun TV NBC dari sebuah kota yang terkenal dengan ke bhinekaannya dan yang dekat dengan imigran dari Haiti, Kuba dan warga dari seluruh dunia. Demokrat berharap jangkauan awal ini akan disambut secara antusias oleh salah satu basis pemilih Demokrat yang terkuat: yaitu kelompok perempuan kulit berwarna.
Tetapi seperti dilaporkan reporter VOA Katherine Gypson dari Miami, para pemilih juga angkat bicara dan menuntut lebih banyak dari para kandidat.
"Setiap perempuan di ruangan ini punya kekuatan untuk mempengaruhi pilihan presiden berikutnya," kata Amie Allison, dari "She the People".
"Tidak seorangpun akan memenangkan nominasi partai Demokrat tanpa dukungan antusias dari perempuan kulit berwarna - dan tidak ada yang akan memenangkan kursi kepresidenan kalau tidak menang di Florida," lanjutnya.
Perempuan kulit berwarna mengambil pangsa satu dari setiap empat pemilih di Florida, dan kalau mau memenangkan pemilihan presiden maka Florida mutlak harus bisa dimenangkan oleh Demokrat.
"… Dan bagi perempuan-perempuan ini, itu berarti pendekatan pemilu presiden 2020 harus dilakukan dengan perspektif yang sangat berbeda," imbuhnya.
Seorang pemilih Florida, Krystina Frncois mengatakan, "Setelah pemilu 2016 kami benar-benar menyadari bahwa kami perlu mengklaim suara kami dan perlu memastikan bahwa semua kandidat tahu bahwa mereka tidak akan bisa menang tanpa dukungan dari kami."
Warga Amerika keturunan Afrika dan hispanik partisipasinya menurun pada pemilu 2016 dibandingkan pemilu 2012 - sebuah perubahan yang menghambat calon presiden dari partai Demokrat, Hillary Clinton memenangkan negara-negara bagian utama seperti Florida.
Calon kandidat perempuan yang mengikuti nominasi, Kamala Harris mengatakan dalam debatnya, "Mengenai masalah ras, saya sangat setuju bahwa ini adalah masalah yang masih belum dibicarakan dengan benar dan jujur."
Tahun 2020 sudah tampak berbeda. Demokrat mempunyai beberapa kandidat kulit berwarna. Para pemilih mengatakan bahwa kesempatan yang terbuka luas seharusnya tidak memusatkan pada sekedar upaya mengalahkan Presiden Trump.
Krystina menambahkan, “Ini adalah saat kita untuk memutuskan siapa kita sebagai partai dan tidak mengkhawatirkan upaya mempengaruhi para pemilih Trump. Itu bukan masalah - yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan pendukung-pendukung kita agar pergi ke TPS. Kita perlu menyakinkan orang-orang yang tidak muncul pada pemilu 2016. Dengan cara itu kita akan menang."
"Kami sangat senang berada di sini," kata Andrea Mercado, Direktur Eksekutif, New Florida.
Mengupayakan pemilih berbondong-bondong pergi ke TPS adalah tujuan dari Andrea Mercado, salah satu dari banyak perempuan di sini yang berupaya mengubah persepsi pemilih minoritas bahwa suara mereka tidak berarti.
"Kami membuat kemajuan luar biasa pada 2018 melalui pemulihan hak memilih , Amandemen 4, untuk orang-orang yang pernah mendapat hukuman dan tidak dapat memilih dan saya pikir jika itu tidak memperlihatkan kekuatan suara dan kekuatan mobilisasi komunitas kami, saya tidak tahu lagi apa yang bisa mengubah keadaan," imbuhnya.
Reformasi peradilan pidana menjadi keprihatinan utama bagi para pemilih ini, juga imigrasi. Tetapi mereka juga ingin para kandidat itu menyadari pentingnya isu layanan kesehatan serta ekonomi yang bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat.
Demokrat berharap untuk memulai memperbaiki itu dengan mengadakan debat di Miami - tetapi hasil suara dari pemilih kulit berwarna belum bisa diketahui sampai enam belas bulan lagi pada Hari pemungutan suara. [ps/jm]