Tautan-tautan Akses

Ulama Syiah Irak Kecam Serangan Terhadap Demonstran


Aksi unjuk rasa anti-pemerintah di Tahrir Square, Baghdad, Irak, 1 November 2019. (Foto AP / Khalid Mohammed).
Aksi unjuk rasa anti-pemerintah di Tahrir Square, Baghdad, Irak, 1 November 2019. (Foto AP / Khalid Mohammed).

Syiah Irak, Jumat (1/11) mengecam serangan-serangan terhadap demonstran damai, setelah unjuk rasa antipemerintah besar-besaran selama sebulan di mana pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 250 orang.

Ribuan demonstran terus bentrok dengan pasukan keamanan di dua jembatan dari Lapangan Tahrir di Baghdad menuju Zona Hijau yang dijaga ketat, tempat kantor pusat pemerintah. Sedikitnya 50 orang cedera akibat gas air mata dan peluru karet, kata para petugas medis dan keamanan yang berbicara anonim karena tidak berwenang berbicara kepada wartawan.

Ahmed al-Safi, yang menyampaikan khotbah Jumat mewakili para ulama senior di negara itu, mengatakan, mereka mengecam “serangan-serangan terhadap demonstran damai dan semua bentuk kekerasan yang tidak dapat dibenarkan,” dan bahwa semua yang bertanggung jawab harus diajukan ke muka hukum.

Ia juga mengatakan pihak berwenang seharusnya tidak boleh membiarkan “orang atau kelompok atau entitas apapun yang bias, atau pihak regional atau internasional” memaksakan pandangannya terhadap rakyat Irak.

Khotbah itu disampaikan di kota suci Syiah di Karbala, di mana orang-orang bertopeng yang dicurigai terkait dengan pasukan keamanan melepaskan tembakan terhadap para demonstran awal pekan ini, menewaskan sedikitnya 18 orang.

Protes itu dipicu oleh kemarahan terhadap korupsi yang luas, tingginya tingkat pengangguran dan buruknya layanan umum. Para demonstran menyerukan pengunduran diri pemerintah dan perubahan menyeluruh terhadap sistem politik yang didirikan setelah invasi pimpinan AS pada tahun 2003. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG