Tautan-tautan Akses

Kematian karena Covid-19 di AS Dekati 200 Ribu


Para petugas medis di fasilitas lantatur tes Covid-19 di Regeneron Pharmaceuticals, Tarrytown, New York, 17 September 2020.
Para petugas medis di fasilitas lantatur tes Covid-19 di Regeneron Pharmaceuticals, Tarrytown, New York, 17 September 2020.

Kematian akibat Covid-19 di AS mendekati 200 ribu, sementara Minnesota, South Dakota dan negara bagian lain kewalahan menangani lonjakan infeksi dan kematian.

Pusat Data Virus Corona Johns Hopkins melaporkan, Sabtu (19/9) pagi, terdapat 30,5 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia dengan hampir 1 juta kematian.

AS memiliki infeksi virus corona paling banyak dibanding negara manapun, dengan lebih dari 6,7 juta, disusul India dengan 5,3 juta, dan Brazil dengan hampir 4,5 juta.

Menurut laporan Johns Hopkins, Sabtu (19/9) siang, AS juga mencatat jumlah kematian terbanyak di dunia, yaitu lebih dari 198.900 dari 953.500 kematian di seluruh dunia.

Sementara itu, para pejabat kesehatan AS memperingatkan masyarakat untuk mendapatkan vaksin flu tahun ini supaya terhindar dari kemungkinan sakit Covid-19 dan flu secara bersamaan.

Kedua penyakit itu sama-sama menular dan memiliki gejala serupa. Namun flu merupakan penyakit musiman. Sedangkan Covid-19 sepertinya tidak mengenal musim, karena merajalela di seluruh dunia.

Meskipun belum ada vaksin Covid-19, vaksin flu sudah tersedia selama puluhan tahun.

Satu-satunya cara untuk memastikan seseorang memiliki salah satu atau kedua penyakit itu adalah dengan uji laboratorium. Gary Simon, direktur Divisi Penyakit Menular di Universitas George Washington di Washington, mengatakan kepada The Washington Post bahwa prospek mengalahkan kedua penyakit itu menjadikan 2020 sebagai "tahun yang sangat sulit." [vm/ft]

XS
SM
MD
LG