Tautan-tautan Akses

Pembicaraan Damai Afghanistan: Meski Hadapi Kesulitan, Ada Harapan bagi Perdamaian


Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Rabu (23/9).
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Rabu (23/9).

Meskipun Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menegaskan kembali tuntutannya untuk gencatan senjata, beberapa pihak yang menyaksikan pembicaraan damai di Doha mengharapkan tanggapan positif dari Taliban."

Rakyat Afghanistan memiliki prioritas yang jelas dan mendesak: gencatan senjata. Diakhirinya segera kekerasan akan memberi kita kesempatan untuk maju," kata Ghani dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rabu (23/9).

Tanggapan Taliban jelas. "Jika kita berhenti berperang, lalu apa yang tersisa untuk dibicarakan," kata seorang anggota tim perunding Taliban di Doha kepada NBC News, sebagaimana laporan yang diterbitkan awal pekan ini.

Sementara perundingan bersejarah antara Taliban dan tim Afghanistan, termasuk perwakilan pemerintah, memasuki minggu ketiga, pembicaraan tersebut terhenti pada pertanyaan paling mendasar, seperti bagaimana menggambarkan perang dua dekade di Afghanistan. Taliban ingin menyebutnya "jihad". Pihak lainnya tidak setuju.

Namun, mereka yang menyaksikan dan menganalisis konflik itu menyebutnya sebagai perkembangan yang positif.

"Penolakan Taliban untuk gencatan senjata segera, bahasa yang digunakan untuk membahas hukum Islam Sunni non-Hanafi, hak-hak perempuan dan peran masa depan ini merupakan masalah yang sama yang menjadi realitas konflik setiap hari selama bertahun-tahun," kata Andrew Watkins dari International Crisis Group, organisasi nirlaba independen yang bekerja untuk mencegah konflik. Memulai diskusi sulit tentang bagaimana mengubah sesuatu, katanya, merupakan langkah maju.

Amerika yang mempersiapkan landasan pembicaraan damai ini dengan mengadakan negosiasi sendiri selama 18 bulan dengan Taliban serta menandatangani kesepakatan bersejarah dengan kelompok militan yang pernah disebutnya sebagai "teroris," memahami, kekerasan yang berlanjut mungkin bisa menjadi masalah.

"Dengan ukuran apa pun, tingkat kekerasan saat ini terlalu tinggi," kata Zalmay Khalilzad, pejabat AS yang bertanggung jawab untuk berunding dengan Taliban, kepada anggota DPR AS minggu ini.

Namun, Khalilzad juga tampaknya yakin cara terbaik untuk mengurangi kekerasan adalah melalui perundingan saat ini. [my/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG